REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden AS Donald Trump memuji pesanan 300 pesawat Boeing Co, untuk menunjukkan bahwa dia dapat mempersempit kesenjangan perdagangan dengan Cina dan menciptakan lapangan kerja. Namun sebagian besar kesepakatan yang diumumkan di Beijing adalah berita lama.
Pesanan Boeing Co senilai 37 miliar dolar AS, yang diluncurkan saat kunjungan pertama Presiden AS Donald Trump ke Cina, merupakan salah satu pesanan jet yang sudah lama disepakati, kata salah satu pejabat pemerintahan dilansir dari Bloomberg, Kamis (9/11).
"Ini akan mengejutkan kalau ada yang tidak diumumkan," kata Will Horton, analis Pusat Penerbangan CAPA yang berbasis di Hong Kong. "Tiga ratus pesawat untuk Cina adalah belanja supermarket, bukan penimbunan Costco. Akan ada lebih banyak pesanan segera,"
Penandatanganan Trump dengan Presiden Cina Xi Jinping menggarisbawahi taruhan politik karena Presiden AS tersebut berusaha untuk menunjukkan kemampuannya untuk memenangkan kontrak besar bagi produsen terbesar di negara tersebut.
Sebagian besar dari sekitar 15 kesepakatan di berbagai industri yang diluncurkan pada hari Kamis adalah transaksi yang tidak mengikat yang bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk terwujud. Bulan lalu, Singapore Airlines Ltd. menandatangani pesanan Boeing 13,8 miliar dolar AS pada sebuah presentasi yang disaksikan oleh Trump dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Perusahaan penerbangan milik negara, China Aviation Supplies Holding pada Kamis mengumumkan pesanannya untuk 260 jet Boeing badan sempit dan 40 badan lebar. Perwakilan Boeing yang berbasis di Chicago menolak untuk mengatakan apakah kontrak tersebut merupakan akuisisi baru. Di situsnya, Boeing mencantumkan lebih dari 1.000 pesanan dari klien yang tidak diungkapkan.
Secara terpisah, General Electric Co. menandatangani tiga kesepakatan senilai 3,5 miliar dolar AS sebagai bagian dari kunjungan Trump, termasuk pasokan mesin ke Juneyao Airlines Co. dan ICBC Financial Leasing Co.
Maskapai penerbangan Cina telah melakukan pembelian pesawat terbang dari Boeing dan ekspektasi Airbus SEamid bahwa negara tersebut akan menyalip AS sebagai pasar perjalanan udara terbesar dalam lima tahun. Boeing pada bulan September menaikkan perkiraan 20 tahun untuk permintaan pesawat terbang di China seiring pertumbuhan ekonomi negara dan meningkatnya kenaikan kelas menengah untuk perjalanan udara.
Pembuat rencana tersebut memperkirakan bahwa China membutuhkan 7.240 pesawat baru senilai hampir 1,1 triliun dolar AS dalam dua dekade sampai 2036.