Jumat 10 Nov 2017 02:37 WIB

Orang Kaya Saudi Ramai-Ramai Pindahkan Aset ke Luar Negeri

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi: Aset
Ilustrasi: Aset

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Para orang kaya Arab Saudi memindahkan aset ke luar kawasan untuk menghindari risiko terjebak dalam tindakan keras terhadap korupsi. Hal ini merujuk kepada penangkapan 11 pangeran dan pejabat tinggi kerajaan Arab Saudi atas korupsi.

Beberapa miliarder Saudi dan jutawan menjual investasi di negara-negara tetangga yang tergabung dalam Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dan mengubahnya menjadi uang tunai atau kepemilikan likuid di luar negeri. Di Arab Saudi, ada juga yang memindahkan uang ke luar negeri melalui bank dan manajer aset, dilansir dari Bloomberg, Kamis (9/11).

Hingga penangkapan mengejutkan puluhan orang akhir pekan lalu, elit Arab Saudi menjadi target Deutsche Bank AG, UBS Group AG, Credit Suisse Group AG dan bank global lainnya yang berusaha mengelola kekayaan mereka. Para elit Saudi ini berada dalam pelarian atas tindak anti korupsi yang telah menargetkan beberapa pangeran, miliarder dan pejabat kerajaan.

Bank sentral meminta bank-bank di kerajaan tersebut untuk membekukan rekening puluhan orang yang tidak ditahan, dan juga aset orang-orang yang ditahan. Jaksa Agung Saudi mengatakan pada Senin lalu bahwa penangkapan pada akhir pekan lalu hanya satu fase dari tindakan keras tersebut.

Selain itu, bank sentral Uni Emirat Arab meminta lembaga keuangan untuk memberikan informasi mengenai rekening 19 warga Saudi. Regulator meminta untuk diberitahu tentang rekening, deposito, investasi, instrumen keuangan, fasilitas kredit, safe deposit box atau transfer keuangan yang terkait dengan orang-orang.

Menurut Jason Tuvey, ekonom Timur Tengah yang berbasis London di Capital Economics, meskipun upaya untuk mengekang korupsi disambut baik, kecepatan dan keluasan tindakan keras anti (korupsi) ini telah menimbulkan ketakutan di kalangan investor.

"Ada kekhawatiran tambahan di sini bahwa ketidakpastian politik mengarah pada periode arus keluar modal yang memaksa SAMA untuk menurunkan cadangan devisa lebih cepat," katanya, mengacu pada Otoritas Moneter Arab Saudi (Saudi Arabian Monetary Authority/SAMA).

Penangkapan tersebut telah mendorong investor dari dalam wilayah tersebut untuk menjual, mendorong indeks saham acuan melemah. Aksi jual di seluruh GCC memiliki nilai saham 17,6 miliar dolar AS pada Rabu, menyeret kapitalisasi pasar kolektif untuk bursa di wilayah tersebut menjadi 900 miliar dolar AS, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Investor teluk menjual net 92,5 juta dolar AS saham Dubai pada hari Selasa, terbesar sejak Februari. Indeks Tadawul All Share turun 0,3 persen pada pukul 2:18 malam di Riyadh.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement