Kamis 02 May 2024 14:40 WIB

Harita Nickel Cetak Laba Bersih Rp 1 Triliun pada Kuartal I 2024

Pada kuartal I 2024, produksi Harita melampaui kapasitas yang direncanakan.

HPAL Harita Nickel
Foto: hpalnickel.com
HPAL Harita Nickel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel membukukan laba bersih senilai Rp 1 triliun pada kuartal I 2024. Sementara laba kotor senilai Rp 1,62 triliun dibandingkan Rp 1,57 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

Selama kuartal I 2024, Harita Nickel membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan senilai Rp 6,03 triliun. Capaian itu meningkat sebesar 26 persen year on year (yoy) dibandingkan senilai Rp 4,79 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

Baca Juga

Direktur Utama Harita Nickel Roy Arman Arfandy dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (2/5/2024), menjelaskan, perseroan mencatatkan peningkatan produksi pertambangan sebesar 38 persen (yoy) dari sisi output produksi pada kuartal I 2024 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Peningkatan produksi didorong oleh adanya peningkatan kebutuhan bijih nikel dari fasilitas pemurnian High-Pressure Acid Leach (HPAL) atau teknologi pemurnian bijih nikel kadar rendah berbasis hidrometalurgi. Juga ditopang oleh PT Obi Nickel Cobalt (ONC) yang telah mulai masuk ke tahap produksi pada akhir Maret 2024.

"Begitu juga dengan dua jalur produksi lainnya yang diharapkan akan mulai beroperasi dalam beberapa bulan ke depan," ujar Roy.

Roy menjelaskan, Smelter Rotary Kiln Electric Furnace atau RKEF (teknologi pemurnian bijih nikel kadar tinggi berbasis pirometalurgi) milik perseroan berhasil mengaktifkan seluruh 12 jalur produksi, mencapai kapasitas tahunan 120.000 ton nikel terkandung.

"Pada kuartal I 2024, produksi berhasil melampaui kapasitas yang direncanakan, meningkatkan penjualan feronikel dari kuartal sebelumnya," ujar Roy.

Selain itu, lanjutnya, ekspansi fasilitas smelter ketiga dengan teknologi RKEF di PT Karunia Permai Sentosa (KPS) tetap berjalan sesuai jadwal untuk mulai beroperasi pada awal 2025, yang akan menambah empat jalur produksi baru dengan kapasitas sekitar 60.000 ton nikel per tahun pada tahap pertamanya.

Pada fasilitas HPAL, Roy menjelaskan output produksi telah mencapai 16.716 ton nikel terkandung dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) selama kuartal I 2024 atau melampaui kapasitas terpasang sebesar 22 persen. "Hasil kuartal pertama kami mencerminkan komitmen kami pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan kemampuan kami untuk beradaptasi dengan dinamika industri yang berkembang," ujar Roy.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement