REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali baru saja dinobatkan sebagai bandara terbaik ketiga di dunia oleh Airport Council International (ACI). Bandara Ngurah Rai masuk ke dalam kategori bandara dengan jumlah penumpang 15-25 juta orang dengan nilai kualitas pelayanan bandara 4,93 dari skala lima.
Selain peningkatan jumlah penumpang, Bandara Ngurah Rai juga mengalami peningkatan jumlah bagasi dan barang melalui kargo pesawat, inbound dan outbound. Paket barang dan bagasi untuk rute internasional sepanjang Januari-September 2017 meningkat 33,40 persen menjadi 80,489 juta ton.
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Kelas I Ngurah Rai, Herson mengatakan bisnis kargo pesawat di Bali sangat potensial bahkan mengalahkan kargo di Bandara Changi, Singapura. Pertumbuhannya mampu mencapai 80 persen per tahun. "Transit pesawat di Singapura sudah berkurang karena ada bandara internasional di Bali. Potensi ini perlu lebih diseriusi ke depan," kata Herson dijumpai Republika di Hotel Patra Jasa, Bali, Rabu (8/11).
Otoritas Bandara Ngurah Rai, kata Herson perlu merapikan gudang dan memperluas tempat penyimpanan yang ada. Tujuannya agar barang-barang yang menggunakan jasa kargo internasional bisa lebih banyak ditumpangkan di Bali.
"Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pesawat transit dipermudah. Kita perlu menyiapkan gudang kargo yang besar, kontainer-kontainer berpendingin, supaya pasar kargo dunia bisa kita ambil," kata Herson.
Herson mencontohkan pengusaha Australia yang ingin mengirimkan daging domba dan sapi ke Arab Saudi. Banyak pesawat Australia yang tidak bisa terbang langsung ke Tanah Suci, sehingga harus transit di sejumlah bandara. Bali termasuk pulau yang paling banyak disinggahi sementara oleh pesawat-pesawat asal Negeri Kangguru tersebut.
General Manager PT Angkasa Pura I Cabang Bandara I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi mengatakan kapasitas transit kargo di Bandara Ngurah Rai saat ini masih terbatas. Namun, pengelola mulai menata ulang tahun depan.
"Potensinya besar, sehingga kita bisa memperluas fasilitas kargo yang ada saat ini mulai tahun depan," katanya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho mengatakan bagasi dan barang sepanjang Januari-September 2017 terbanyak disumbang Australia, mencapai 18,915 juta ton, disusul Singapura (10,974 juta ton), Cina (9,329 juta ton), Malaysia (7,095 juta ton), Hong Kong (5,511 juta ton), Qatar (5,468 juta ton), Jepang (4,777 juta ton), Thailand (2,590 juta ton), Korea Selatan (2,324 juta ton), Timor Leste (949 ribu ton).
"Sisanya 12,540 juta ton berasal dari sejumlah negara," kata Adi.