REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada kuartal III 2017 tercatat naik sebesar 5,51 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kenaikan produksi tersebut disebabkan adanya kenaikan produksi dari beberapa sektor industri seperti industri logam dasar yang naik sebesar 11,97 persen, industri makanan 9,24 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 9,30 persen.
"Kenaikan produksi industri manufaktur besar dan sedang mencapai 5,51 persen, salah satunya didorong kenaikan produksi dari industri logam dasar," kata Suhariyanto di Jakarta, Rabu (1/11).
Pada periode tersebut, industri-industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah industri pengolahan lainnya, turun 4,88 persen. Diikuti industri kertas dan barang dari kertas turun 2,73 persen dan industri komputer, barang elektronik dan optik yang turun sebesarr 1,78 persen. Sementara jjika dibandingkan dengan kuartal II, pertumbuhan produksi pada kuartal III juga mengalami kenaikan, yakni sebesar 2,27 persen.
Industri yang mengalami kenaikan produksi ter¿ nggi adalah industri minuman, naik 7,70 persen. Sedangkan industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, turun 1,12 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang kuartal III 2017 (yoy) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Lampung naik 22,52 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Aceh, turun 16,15 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang kuartal III 2017 (q to q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Lampung, naik 17,86 persen, dan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 6,19 persen.