Sabtu 28 Oct 2017 08:52 WIB

Hunian MBR yang Penuhi Spesifikasi Teknis Kimpraswil 403

suasana pemukiman perumahan Mega Asri 2, Mekar Baru Kubu Raya, Kalimantan Barat
Foto: dok hiru muhammad/republika
suasana pemukiman perumahan Mega Asri 2, Mekar Baru Kubu Raya, Kalimantan Barat

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Meningkatnya harga bahan bangunan dan kian sulitnya lahan bagi perumahan, tidak menyurutkan niat pengembang di sejumlah daerah untuk membangun pemukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Bahkan di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, pembangunan  hunian bagi MBR sesuai dengan spesifikasi teknis Kimpraswil 403 tahun 2002 tentang pedoman pembangunan rumah sederhana sehat yang ditetapkan pemerintah. 

Spesifikasi itu antara lain meliputi fasilitas air minum PDAM, konstruksi rumah dengan rangka baja ringan, dinding batako, genteng plat selain fasilitas umum dan sosial. Konsep pembangunan hunian bagi MBR itu terlihat pada proyek  perumahan Mega Asri 2 di jalan raya Desa Kapur, Mekar Baru kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. "Kami mulai bangun tahun 2016 dengan target sekitar 200 rumah," kata Hermawan, Direktur Mega Asri, Kamis (26/10).

Meski diakuinya dalam pembangunan hunian tersebut pihaknya masih menghadapi kendala soal perijinan, terutama pemecahan sertifikat dan fasilitas listrik yang membutuhkan waktu lama. 

Menurut Hijazi, pimpinan cabang BRI Syariah kantor cabang Pontianak Gusti Sulung, luas lahan tiap rumah di kawasan ini berkisar antara 120 hingga 160 meterpersegi ukuran tipe 36. Saat ini, perumahan Mega Asri 2 sudah 95 persen terjual.

Para pemiliknya adalah mereka yang belum memiliki hunian, berpenghasilan tidak lebih dari Rp 4 juta perbulannya. Merekapun juga memperoleh bantuan subsidi uang muka sekitar Rp 4 juta dari harga rumah yang mencapai Rp 135 juta perunitnya.  

Umumnya para penghuni perumahan tersebut adalah PNS, anggota TNI, Polri maupun swasta. Pihaknya selama ini sudah membantu pembiayaan hunian MBR senilai Rp 250 miliar di kawasan Pontianak dan sekitarnya. "Kami sudah bekerjasama dengan kementerian perumahan dan pekerjaan umum sejak 2013," katanya. 

Andri yusandra, Kasubdit Data dan Informasi Ditjen Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan perlunya intervensi pemerintah untuk mendorong daya beli masyarakat dalam memiliki hunian yang layak.

Apalagi di wilayah Pontianak ini harga tanah sudah mulai beranjak naik, terutama di tengah kota. Pihaknya telah mengembangkan kawasan Kubu Raya bagi pembangunan hunian MBR yang mencapai 1544 unit sampai September lalu. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement