Rabu 25 Oct 2017 15:16 WIB

BPJT akan Sediakan Gardu Tol Tunai Hingga 31 Oktober

Red: Nur Aini
Antrian kendaraan saat transaksi di Gerbang Tol Cibubur, Jakarta TImur, Kamis (31/8). PT Jasa Marga Persero berencana akan menambahkan 30 Gardu Top Up E-money dari yang semula hanya 15 gardu, guna memperlancar penerapan sistem transaksi non tunai yang akan mulai diujicoba pada September 2017.
Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara
Antrian kendaraan saat transaksi di Gerbang Tol Cibubur, Jakarta TImur, Kamis (31/8). PT Jasa Marga Persero berencana akan menambahkan 30 Gardu Top Up E-money dari yang semula hanya 15 gardu, guna memperlancar penerapan sistem transaksi non tunai yang akan mulai diujicoba pada September 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengatur Jalan Tol dan Ombudsman menyatakan gardu tol untuk pembayaran tunai masih disediakan pada 31 Oktober 2017. Namun, pihaknya mengimbau masyarakat untuk memprioritaskan pembayaran secara nontunai guna mengurangi waktu antrean kendaraan.

Anggota BPJT Kuncahyo dalam konferensi pers di Gedung Ombudsman, Jakarta, Rabu (25/10), mengatakan bahwa operator tol hanya akan menyediakan satu gardu yang memiliki mesin hibrid untuk melayani multi-pembayaran baik tunai dan nontunai di setiap gerbang tol.

Keberadaan mesin hibrid ini untuk penanganan kejadian-kejadian tak terduga saat pembayaran tol, misalnya untuk pengguna jasa tol yang baru pertama kali menggunakan uang elektronik. Pihaknya tetap upayakan 100 persen untuk nontunai karena sudah ada sosialisasi. "Akan tetapi, jika ada yang memaksa, misalnya pengguna tol yang baru pertama kali menggunakan uang elektronik (first time user) atau pengguna tol jarak jauh, pihaknya masih menyediakan satu gardu saja, biasanya di paling kiri, " katanya pada konferensi pers bersama pimpinan Ombudsman dan Bank Indonesia (BI).

Sebelumnya, seperti yang diutarakan Kepala BPJT Harry Tz pada konferensi pers pada hari Senin (23/10) di Gedung Bank Indonesia, pembayaran tol secara nontunai secara 100 persen menggunakan uang elektronik pada 31 Oktober 2017. Upaya mencapai target 100 persen pembayaran tol nontunai pada tanggal 31 Oktober 2017 juga sudah dilakukan sejak Mei 2017.

Kuncahyo mengatakan bahwa BPJT akan meminta Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk tetap menggencarkan sosialisasi pembayaran secara nontunai. Namun, dia menyetujui saran Ombudsman agar pembayaran tunai tetap difasilitasi sembari menggencarkan pembayaran nontunai. Menurut dia, BPJT akan terus mengevaluasi langkah pemberian "kompensasi" masih adanya gardu pembayaran tunai tersebut.

Ia berujar sebenarnya banyak kelompok masyarakat yang sudah menyetujui pembayaran secara nontunai. Misalnya, di empat gerbang tol yang sudah menerapkan 100 persen pembayaran tunai, yakni ruas tol Bogor Ringroad, JORR W1, Surabaya-Gresik, dan Bali Mandara. "Di keempat gerbang tol tidak ada protes," ujarnya.

Anggota Ombudsman Dadan S. Suharmawijaya, dalam konferensi pers yang sama, mengatakan bahwa BPJT dan BI telah sepakat bahwa pada 31 Oktober 2017 yang dilakukan adalah meningkatkan sepenuhnya gerakan penggunaan nontunai. Untuk target 100 persen pembayaran nontunai, kata Dadan, diserahkan kepada pengguna tol dan operator. Oleh karena itu, kata dia, BPJT sepakat untuk tetap menyediakan mesin hibrid. "Jadi, masih ada hibrid untuk membayar tunai," ujarnya

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement