Selasa 24 Oct 2017 19:13 WIB

Kredit Investasi Dongkrak Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri

Rep: Binti Sholikah/ Red: Budi Raharjo
Direksi Bank Mandiri melaksanakan konferensi pers Paparan Kinerja Kuartal III 2017 di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (24/10).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Direksi Bank Mandiri melaksanakan konferensi pers Paparan Kinerja Kuartal III 2017 di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero)Tbk mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 9,8 persen pada kuartal III 2017. Total kredit tercatat sebesar Rp 686,2 triliun dibandingkan posisi September 2016 yang sebesar Rp 625,1 triliun.

Direktur Distribusi Bank Mandiri, Hery Gunardi, menjelaskan, selama setahun terakhir Bank Mandiri (bank only) telah menyalurkan tambahan kredit secara gross sebesar Rp 107,7 triliun. Tambahan kredit tersebut bersumber dari pencairan kredit sekitar Rp 444.4 triliun dikurangi angsuran Rp 336,7 triliun.

"Pertumbuhan kredit terutama berasal dari kredit produktif berupa kredit investasi dan kredit modal kerja yang secara total tumbuh 6,1 persen (yoy) menjadi sekitar Rp 510,7 triliun pada kuartal III 2017. Kredit produktif tersebut juga memberikan kontribusi 84,3 persen secara bank only," jelas Hery dalam konferensi pers Paparan Kinerja Kuartal III 2017 di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (24/10).

Hery menambahkan, pertumbuhan kredit secara konsolidasi tetap tercatat positif. Total kredit kuartal III 2017 meningkat 61,1 triliun atau naik 9,8 persen (yoy). Pertumbuhan kredit terbesar masih ditopang segmen mikro, konsumer, corporate banking dan perusahaan anak.

Kredit mikro tumbuh 22,1 persen (yoy) menjadi total Rp 57 triliun, diikuti segmen konsumer yang tumbuh 20,6 persen (yoy) menjadi Rp 95,2 triliun. Kemudian kredit korporasi tumbuh 11,7 persen (yoy) menjadi Rp 236,1 triliun. Kredit perusahaan anak tumbuh 23,9 persen (yoy) menjadi sekitar Rp 80,3 triliun pada akhir kuartal III 2017.

"Hingga kuartal III 2017 kredit ritel yang disalurkan Bank Mandiri tumbuh 13,9 persen (yoy) atau naik Rp 25,9 triliun menjadi Rp 211,2 triliun. Komposisi kredit ritel 30,7 persen dari total kredit. Pesatnya kredit ritel terutama didorong kredit mikro yang tumbuh 22,1 persen (yoy) dan pertumbuhan kredit konsumer 20,6 persen (yoy)," imbuhnya.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pertumbuhan kredit tersebut telah mendorong perseroan berhasil mendongkrak nilai aset menjadi Rp 1.078,7 triliun, naik 10,6 persen (yoy) per September 2017. Laba bersih yang dibukukan perseroan pada periode tersebut tercatat sebesar Rp 15,1 triliun, tumbuh 25,4 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Menurut Tiko, sapaan akrab Kartika, kinerja petumbuhan kredit 9,8 persen tahun ini didorong dari segmen ritel, konsumer dan mikro. Selain itu, juga kontribusi dari anak usaha yakni Bank Mantap, Mandiri Tunas Finance dan Bank Syariah Mandiri. "Itu motor pertumbuhan di mikro, konsumer dan anak perusahaan. Korporasi tumbuhnya di infrastruktur. Dengan pertumbuhan seperti ini kredit kami di akhir tahun bisa tumbuh 9 persen sampai 10 persen. Tahun depan diprediksi tumbuh 10 persen sampai 13 persen," jelas Tiko.

Tiko menambahkan, kualitas aset yang membaik terlihat dari penurunan rasio kredit bermasalah (NPL Gross) dari 3,81 persen pada September 2016 menjadi 3,75 persen pada September 2017. Begitu pula dengan biaya pencadangan yang secara tahunan turun 23,2 persen pada kuartal III 2017. Membaiknya kualitas asset yang dimiliki Bank Mandiri juga diikuti pertumbuhan pendapatan operasional secara tahunan sebesar 4,1 persen mencapai Rp 57,5 triliun. Dimana pendapatan perseroan dari bisnis jasa perbankan atau fee based income tumbuh sebesar 18,4 persen menjadi Rp 16,8 triliun pada Kuartal III 2017.

Kredit infrastruktur Bank Mandiri pada akhir kuartal III 2017 mencapai Rp 132,1 triliun atau tumbuh 11,4 persen dari periode yang sama tahun lalu. Dari nilai tersebut, di antaranya disalurkan untuk pembiayaan sektor transportasi sebesar Rp 36,4 triliun, tenaga listrik Rp 27,4 triliun, migas dan energi terbarukan sebesar Rp 17,2 triliun, konstruksi sebesar Rp 12,2 triliun, perumahan rakyat dan fasilitas kota sebesar Rp 10,3 triliun, telematika sebesar Rp 9,6 triliun, serta jalan raya dan tol sebesar Rp 9,4 triliun.

Direktur Retail Banking Bank Mandiri, Tardi, menambahkan,Bank Mandiri memberikan perhatian yang tinggi terhadap pengembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pada kuartal III 2017, Bank Mandiri telah mencatatkan kredit UMKM sebesar Rp 78,1 triliun, dan telah menyalurkannya kepada lebih dari 938 ribu nasabah pelaku UMKM. Sedangkan pada program Kredit Usaha Rakyat (KUR), perseroan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 9,11 triliun dalam sembilan bulan pertama tahun ini, atau telah mencapai 70 persen dari target Rp 13 triliun pada akhir Desember 2017.

Secara akumulatif, lanjut Tardi, sejak diluncurkan 2008 sampai kuartal III 2017 Bank Mandiri menyakurkan KUR sebesar Rp 44,1 triliun. Khusus 2017, perseroan menyalurkan KUR kepada 125 ribu debitur.

"Tahun 2017 target Rp 13 triliun namun ada perubahan alokasi jenis kredit dimana 40 persen KUR disalurkan sektor produktif. Saat ini kami capai sektor produktif 43 persen," kata Tardi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement