Senin 23 Oct 2017 14:26 WIB

Elektronifikasi Tol Memperlancar Arus Lalu Lintas

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas membagikan uang elektronik kepada penguna jalan, di gerbang tol Banyumanik, Semarang, Selasa (17/10).
Foto: Bowo Pribadi/ Republika
Petugas membagikan uang elektronik kepada penguna jalan, di gerbang tol Banyumanik, Semarang, Selasa (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan transaksi nontunai di jalan tol dapat memperlancar arus lalu lintas di jalan tol. Selain itu, juga mempercepat distribusi barang sehingga memengaruhi perekonomian. 

 "Bayangkan kalau antreannya panjang sekali, kan bisa menimbulkan cost. Kemudian kalau bayar tol masih pakai tunai berarti perlu cash handling di jalan tol, bawa tunai ke mana-mana keamanannya pun perlu diperhatikan," ujar Deputi Gubernur BI Sugeng kepada wartawan di Jakarta, Senin, (23/10).
 
Ia menambahkan, nantinya akan diusahakan ada satu gardu tol khusus untuk mengisi ulang (top up) uang elektronik atau e-money. Hanya saja tidak disediakan di seluruh gardu, sebab bisa menganggu kenyamanan pengguna jalan tol lainnya. 
 
"Kalau mau top up  nanti diatur di sebelah kiri. Dengan begitu tidak hambat yang lain," kata Sugeng.
 
Meski begitu, ia mengimbau kepada masyarakat supaya top up di gardu tol dilakukan hanya ketika mendesak. Maka sebaiknya, kata dia, masyarakat memastikan ketersediaan saldonya dahulu sebelum bertransaksi di gardu tol. BI mencatat, per 20 Oktober 2017, penggunaan uang elektronik di gardu tol telah mencapai 88 persen. Bahkan di empat gardu tol yakni di ruas tol Bogor, Ringroad, JORR W1, Surabaya-Gresik, serta Bali Mandara, transaksi nontunainya sudah mencapai 100 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement