REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Salah Satu produsen pesawat terbesar di dunia, Boeing dikabarkan akan membeli perusahaan Aurora Flight Sciences Corp. Akuisisi tersebut dilakukan Boeing untuk meningkatkan kemampuannya mengembangkan pesawat otonom, bertenaga listrik, dan penerbangan panjang untuk bisnis komersial serta militernya.
Halitu juga bisa membantu Boeing untuk melakukan sejumlah proyek. Beberapa diantaranya termasuk pesawat tak berawak yang diproduksi oleh unit Insitu. Pesawat untuk pasar kalangan menengah itu tengah dipertimbangkan Boeing sebagai salah satu upaya untuk meluncurkan teknologi tanpa pilot pada tahun depan.
Kepala bagian Teknologi Boeing Greg Hyslop mengungkapkan pembelian perusahaan penerbangan Aurora itu sangat strategis. "Industri kedirgantaraan akan berubah untuk apa pun yang terjadi di masa depan," kata Hyslop dikutip dari Reuters, Jumat (6/10).
Meskipun begitu, Hyslop menilai kesepakatan tersebut sebenarnya juga bisa menghadapi hambatan regulasi. Hanya saja, ia berharap Boeing tetap bisa menyelesaikan pembelian perusahaan penerbangan tersebut pada tahun ini.
Langkah Boeing dinilai dapat membantu Zunum Aero untuk membawa pesawat regional hybrid-electric ke pasar pada 2022. Boeing dan JetBlue Airways Corp juga sudah melakukan investasi modal usaha di Zunum. Boeing juga akan mempertahankan Manassas yang merupakan salah satu perusahaan dari Aurora yang berbasis Virginia.
Pada tahun lalu, Aurora memenangkan kontrak lebih dari 89 juta dolar AS untuk X-plane. Aurora telah merancang, memproduksi, dan menerbangkan lebih dari 30 pesawat tak berawak sejak awal dan telah berkolaborasi dengan Boeing dalam pembuatan prototipe pesawat terbang untuk aplikasi militer dan komersial selama dekade terakhir.