Kamis 05 Oct 2017 19:36 WIB

Kementerian ESDM akan Gandeng SMI untuk Pembiayaan Murah

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar menggandeng PT Sarana Multi Infrastruktur untuk mendapatkan pinjaman berbunga rendah. Pembiayaan ini salah satunya akan disalurkan untuk energi baru terbarukan (EBT).

Arcandra menjelaskan dialog dan komunikasi sudah ia lakukan. Saat ini tinggal SMI untuk merespon rencana pemerintah ini dan merumuskan mekanisme dan syarat pinjaman. Arcandra mengaku sudah meminta kepada SMI untuk bisa memberikan bunga yang rendah.

"SMI itu kasih bunganya tergantung dari mana mereka dapat loan juga. Mereka juga dapat loan dari luar. Ada, murah juga. Tapi ada juga yang mungkin mengikuti, lebih rendah dari bunga bank yang konvensional. Tapi yang kita harapkan yang rendahnya," ujar Arcandra saat ditemui di Jakarta, Kamis (5/10).

Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa kreditur luar negeri yang tertarik untuk ikut serta dalam pembiayaan energi baru terbarukan atau EBT. Ia mencontohkan, seperti Eropa misalnya, beberapa kreditur menawarkan bunga rendah sebesar lima persen.

"Dari luar negeri banyaknya. Yang bisa memberikan dana murah itu kebanyakan dari luar negeri. Eropa itu mengatakan bisa di bawah lima persen. Yang sudah datang ke kita kan banyak, namun realisasinya ini kan tetap harus dihitung," ujar Arcandra.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN), Bidang Energi Terbarukan (EBT), Halim Kalla mengatakan bahwa salah satu kendala investor untuk bisa mengembangkan pembangkit berbasis EBT adalah dana. Modal yang tak sedikit yang diperlukan oleh pengusaha membuat pengusaha perlu mendapatkan akses modal yang cukup.

Halim menilai dalam hal pendanaan, memang pengusaha perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam akses keuangan luar negeri. Sebab, jika pinjaman dalam negeri saja tidak mencukupi nilai yang memang besar dalam investasi EBT.

"Dulu pemerintah berjanji akan membantu pengusaha untuk bisa mendapatkan akses pinjaman modal dengan bunga 4 sampai 5 persen. Tapi saat ini jika kita berpatok pada pinjaman dalam negeri saja bunga sampai 12 persen. Ini kan tidak mungkin," ujar Halim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement