REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT PLN Persero, Sofyan Basir mengatakan PLN sudah melakukan cukup banyak langkah efisiensi untuk bisa menekan ongkos produksi di tengah harga bahan baku yang mahal. Langkah-langkah seperti menekan ketergantungan akan bahan baku Bahan Bakar Minyak (BBM), menyebar jaringan ke daerah terpencil hingga menurunkan beban biaya Floating Storage Regasification Unit (FSRU) telah dilakukan oleh PLN.
Sofyan mengatakan, langkah efisiensi yang dilakukan oleh PLN pertama kali ketika harga BBM mahal, adalah menekan angka ketergantungan bahan baku PLN yang semula sebesar 11 persen menjadi 5,8 persen. Efisiensi ini membuat setidaknya PLN mengantongi sebesar Rp 42 triliun.
"TDL ini kan nggak boleh naik, tapi kok dilalah harga batubara naik. Tapi jangan salah, kelihatannya saja memang laba kita turun dan mengkhawatirkan. Tapi jangan salah, 2015 kami lakukan efisiensi loh, efisiensi ini kami lakukan Rp 42 triliun," ujar Sofyan saat ditemui Republika.co.id di Jakarta, Kamis (28/9) malam.
Selain itu, kata Sofyan salah satu beban ongkos produksi yang mahal adalah sebelumnya masih banyak daerah daerah terpencil yang dialiri listrik dengan bahan baku diesel. Ongkos produksi PLN untuk bisa memenuhi listrik desa dengan bahan baku diesel ini juga tak sedikit menurut Sofyan. Untuk mensiasati hal ini, PLN membuat jaringan sambungan dari Pembangkit besar yang ada di pusat kota ke seluruh daerah terpencil.
"Lalu, misalnya di daerah terpencil, yang tadinya pake diesel kami buat jaringan sehingga itu bisa di buat saluran sampai ke daerah terpencil," ujar Sofyan.
Selain itu, pihak PLN juga melakukan efisiensi bahan baku dengan membuat Zonasi batubara. Zonasi ini setidaknya bisa membuat PLN berhemat dalam ongkos distribusi bahan baku ke PLTU PLTU yang ada. Selain itu, PLN juga memangkas biaya FSRU yang dimiliki oleh PLN serta merancang infrastruktur gas yang efisien.
"Batubara kami bangun zonasi, biar transportasi murah, jangan sampai PLTU Sumatera, tapi batubara Kalimantan. Sumatera ya Sumatera, untuk Jawa, Kalimantan Timur, gas juga kami sedang rancang bangun infrasturkturnya buat efisiensi. FSRU, FSRU juga sudah turun," ujar Sofyan.