REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin gencar mempromosikan potensi investasi kawasan industri di luar Pulau Jawa kepada sejumlah investor di luar negeri. Salah satu negara potensial yang dilirik Indonesia adalah investor dari Jepang.
Untuk menggaet investor Jepang, Kemenperin menggelar kegiatan Promosi Investasi Kawasan Industri Indonesia di Tokyo, Osaka, dan Yokkaichi City, Jepang, pada 13-15 September 2017.
Acara yang dihadiri oleh Kamar Dagang Jepang, Kankeiren (Kansai Economic Federation dan Yokkaichi Chamber of Commerce), Wakil Wali kota Yokkaichi, dan para pelaku industri serta perbankan Jepang ini diberi tajuk 'Seminar Indonesia Economic Development and Industrial Estate'. Acara tersebut difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Tokyo serta Konsulat Jenderal RI (KJRI) untuk Osaka.
Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin, Imam Haryono menjadi pembicara utama, berturut turut bertempat di KBRI Tokyo, Pertemuan Osaka, dan Forum Investasi di Yokkaichi. Dalam kesempatan itu, Imam memberikan kesempatan kepada kawasan industri Sriwijaya Central Business District (Sriwijaya CBD), Kemingking Jambi dan Palu Sulawesi untuk memperkenalkan keunggulannya.
"Sriwijaya CBD, sangat strategis untuk investasi. Selain terletak ditengah kota metropolitan Palembang, kawasan Sriwijaya CBD seluas 307 hektare, juga terketak di pintu masuk dan keluar Tol Trans Sumatra. Karena itu, Sriwijaya CBD akan menjadi solusi bisnis terlengkap di Palembang nanti," katanya dalam siaran pers kepada republika.co.id, Kamis (21/9).
Dirut Sriwijaya CBD Gadiza Fauzi menjelaskan para investor Jepang yang selama ini khawatir akan kemacetan di Jawa sehingga mempengaruhi efektifitas produksi, tampak antusias untuk berinvestasi di Palembang. Selain dianggap sebagai kota yang sudah maju, kata dia, Palembang dianggap baik dalam menangani kemacetan dengan membangun sarana transportasi yang canggih. “Transportasi kota lancar, LRT dan upah minimum Pokok (UMP) relatif lebih murah dibading Jawa,” ujarnya.
Sementara Direktur PT Fauzi Panca Manunggal, Intan Fauzi mengatakan, Sriwijaya CBD sudah mempersiapkan fasilitas infrastruktur pendukung agar memudahkan investor yang hendak berinvestasi. “Sriwijaya CBD didukung fasilitas penunjang yang terintegrasi, antara lain water treatment plant, sistem drainase, instalasi pengolahan limbah terpadu, ketersediaan air, listrik, gas, fiber optic untuk mendukung kegiatan produksi,” terangnya.