Selasa 19 Sep 2017 15:14 WIB

Penjualan Listrik PLN Terus Turun

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
  Dua petugas PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang menyelesaikan jaringan kabel listrik di wilayah Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (15/8) lalu.
Foto: Republika/Rakhmat Hadi Sucipto
Dua petugas PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang menyelesaikan jaringan kabel listrik di wilayah Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (15/8) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PLN mencatat penurunan penjualan listrik selama lima tahun terakhir. Penurunan penjualan listrik terbesar berada di golongan pengguna sektor bisnis.

Direktur Bisnis Regional PLN, Ahmad Rofiq mengatakan penurunan penjualan listrik terjadi sejak 2012.  Penjualan listrik pada 2017 turun hingga 3,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Data PLN menunjukkan pada 2016 tercatat pertumbuhan penjualan listrik PLN mencapai 6,49 persen. Sedangkan hingga Agustus 2017 tercatat pertumbuhan penjualan listrik PLN baru mencapai 2,8 persen. "Jika melihat pergerakan pertumbuhan penjualan listrik PLN sejak 2012 hingga 2015 memang mengalami penurunan rata rata 6 persen," ujarnya di Jakarta, Selasa (19/9).

Rofiq mengatakan ada banyak faktor yang membuat tren penjualan listrik PLN turun. Dari tiga golongan konsumen listrik PLN, penurunan konsumsi listrik terjadi di sektor bisnis. Menurutnya, lesunya bisnis turut mempengaruhi penggunaan listrik PLN.

"Penjualan bisnis karena, menurunnya konsumsi dari bisnis itu sendiri. Lalu ada dampak suhu rata rata di kota besar, jadi penggunaan AC itu menurun. Kemudian ada perilaku konsumen lebih bergeser ke E-commerce, jadi shopping centre mulai sepi, jadi ada penurunan pemakaian listrik," ujar Rofiq.

Konsumsi listrik golongan industri juga turun. Rofiq menjelaskan meski pelanggan industri mengalami pertumbuhan sebesar 2,2 persen, tetapi angka tersebut lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh lima persen.

"Ada penurunan dari sisi produksi, pelanggan membangun pembangkit sendiri, sehingga konsumsi mereka menurun 188 juta kwh. Kemudian ada juga pertumbuhan impor barang jadi dan barang setengah jadi sebesar 5,9 persen. Sehingga ada tekanan industri jadi konsumsi listrik turun," ujar Rofiq.

Penurunan konsumsi listrik PLN tak hanya terjadi di golongan industri dan bisnis. Konsumsi listrik golongan rumah tangga juga turun. Rofiq mengatakan penurunan konsumsi listrik rumah tangga dikarenakan adanya pergeseran konsumsi masyarakat dan kemajuan teknologi.

"Penurunan rumah tangga disebabkan sensitif kepada harga. Rumah tangga lebih banyak pakai lampu LED. Pelanggan di atas 1.300 pada memasang prototype, itu berpotensi beban minimal perbulan sebesar 59 ribu kwh," ujar Rofiq.

Meski begitu, Kementerian ESDM mencatat, pertumbuhan penjualan listrik berdasarkan laporan PT PLN menunjukkan bahwa jumlah pelanggan sampai dengan Agustus 2017 sebesar 66.629.357 pelanggan dengan pertumbuhan pelanggan sebesar 5,73 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement