REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Timah (Persero) Tbk menjalin kerja sama dengan perusahaan timah asal Cina, Yunnan Tin. Kerja sama dilakukan untuk mendorong produksi dan kinerja perseroan.
Kerja sama ditandatangani langsung oleh Direktur Utama PT Timah Riza Pahlevi dengan Presiden Yunann Tin Group Zang Tao dalam sela acara Asia Tin Week 2017, di Kunming, Cina, 14 September 2017. "Isi kerja sama mengenai pemrosesan timah, khususnya untuk industri berbahan kimia,pengembangan usaha, dan pemanfaatan sumber daya timah," kata Riza, Senin (18/9).
Riza menjelaskan PT Timah saat ini berupaya mengembangkan teknologi penambangan timah agar lebih konsisten dalam mencari dan menjaga pasokan material. Menurut dia, performa perusahaan telah melesat berkat strategi operasi yang baik. "Di antaranya dengan adanya penemuan sumber daya dan cadangan baru, baik itu di wilayah darat maupun laut serta perbaikan sistem manajemen kemitraan," ujar dia.
Pada semester I 2017, PT Timah mencatatkan mampu meningkatkan labanya dari minus Rp 32,88 miliar pada semester yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp 150,65 miliar. Kenaikan yang mencapai 5,5 kali lipat ini menempatkan PT Timah sebagai salah satu emiten tambang dengan prospek menarik pada 2017. Untuk kinerja operasional pada semester I 2017, perseroan mampu mencatatkan peningkatan produksi bijih timah sebesar 16.078 ton atau naik 76,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 9.108 ton.
PT Timah juga mampu meningkatkan produksi logam timah naik menjadi 14.905 Mton atau naik 56,56 persen dibandingkan semester pertama tahun 2016 sebesar 9.520 Mton. Adapun penjualan logam timah tercatat 14.404 Mton atau naik 23,30 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 11.682 Mton.
Riza optimistis kerja sama dengan Yunnan Tin dapat mendatangkan manfaat besar. Menurutnya, Yunnan tin merupakan produsen timah nomor satu di dunia.
Advertisement