Jumat 15 Sep 2017 06:19 WIB

ADB Kucurkan Pinjaman 1,1 Miliar Dolar AS ke Indonesia

Red: Nur Aini
Asian Development Bank (ADB)
Foto: brecorder.com
Asian Development Bank (ADB)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Direktur Bank Pembangunan Asia (ADB) menyetujui total pinjaman senilai 1,1 miliar dolar AS untuk memperkuat dan mendiversifikasi sektor energi Indonesia. "Pinjaman yang disetujui hari ini masing-masing akan memperbaiki iklim kebijakan yang memungkinkan peningkatan investasi publik dan swasta di sektor energi Indonesia, serta mendukung dan membangun jaringan distribusi listrik di Indonesia kawasan timur," kata Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Kamis (15/9).

Wicklein menambahkan pemberian pinjaman ini dilakukan karena peningkatan akses ke sumber energi yang terjangkau dan berkelanjutan merupakan salah satu prasyarat agar pemerintah dapat memenuhi aspirasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Pemberian bantuan ini terdiri dari pinjaman berbasis kebijakan senilai 500 juta dolar AS, termasuk 100 juta dolar AS dari Dana Infrastruktur ASEAN atau AIF, untuk Program Energi Berkelanjutan dan Inklusif (SIEP) Subprogram 2. Bantuan lainnya adalah pinjaman berbasis hasil senilai 600 juta dolar AS bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang dijamin oleh Republik Indonesia, untuk meningkatkan akses ke layanan energi berkelanjutan dan modern di kawasan timur Indonesia.

Saat ini, sektor energi Indonesia dinilai menghadapi berbagai masalah yang saling berkaitan dan berdampak panjang, mulai dari pasokan energi primer hingga distribusi kelistrikan. Indonesia juga tertinggal dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara dalam mengembangkan sumber daya energi terbarukan seperti sinar surya, angin, dan biomassa. Keadaan itu menyebabkan industri kelistrikan bergantung pada batu bara, yang mengambil porsi lebih dari 50 persen pembangkitan energi pada 2016.

Melalui dukungan berbasis kebijakan SIEP, pemerintah akan meneruskan berbagai reformasi guna meningkatkan keberlanjutan fiskal. Reformasi itu mencakup rasionalisasi tarif, kebijakan untuk mendorong investasi listrik dan gas swasta serta peningkatan skala energi terbarukan dan langkah-langkah efisiensi energi.

Selain itu, hibah bantuan teknis yang menyertai pinjaman ini akan mendukung ekspansi program efisiensi energi melalui berbagai cara. Cara tersebut antara lain peluncuran standar kinerja minimum untuk efisiensi, program pelabelan dan pengujian peralatan rumah tangga, serta investasi sektor swasta di proyek-proyek efisiensi energi.

Sementara itu, pinjaman senilai 600 juta dolar AS bagi PLN adalah bagian dari serangkaian program investasi untuk meningkatkan akses penduduk Indonesia ke layanan energi berkelanjutan dan modern. Fokus utama dari investasi sektor kelistrikan ini adalah pada pembangunan kawasan timur Indonesia sebagai simpul pertumbuhan yang baru.

Sebagai bagian dari proyek ini, sistem distribusi kelistrikan akan diperkuat untuk membantu delapan provinsi di Nusa Tenggara dan Sulawesi dalam mendorong kegiatan seperti pertanian, perikanan, usaha kecil dan menengah serta pariwisata yang membutuhkan pasokan listrik yang stabil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement