REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Direktur Pengawasan Bank 1 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Defri Andri mengatakan, dalam beberapa tahun belakangan setiap bank berada pada tahap internal konsolidasi. Hal itu terjadi pada bank asing, BUMN, dan swasta bukan tanpa alasan.
"Internal konsolidasi untuk memperkuat manajemen risiko sendiri dan kemampuan bisnisnya," kata Defri usai pelatihan wartawan di Hotel Savero Bogor, Sabtu (9/9).
Menurut Defri, kondisi perekonomian saat ini sangat mempengruhi bank untuk melakukan internal konsolidasi. Apalagi, lanjut dia, perekonomian saat ini juga masih belum menentu sehinga wajar bank melakukan hal tersebut.
Hal itu terlihat juga dengan kondisi perekonomian yang sedang dialami Cina saat ini. "Bayangkan saja, beberapa tahun terakhir ini ekonomi Cina yang tumbuhnya 8,5 sampai sembilan persen sekarang itu diperkirakan hanya 6,9 persen. Itu dampaknya pasti ada ke kita," jelas Defri.
Defri juga menilai, kondisi kredit macet yang dialami setiap bank tidak sepenuhnya mengalami keburukan. Sama dengan bank yang lain, kata dia, //non perfoming loan// (NPL) dalam beberapa bulan terakhir sudah membaik.
Defri memperkirakan, bulan depan volume kredit akan kembali meningkat. Hanya, yang perlu diingat menurutnya, sebagai pengawas harus memastikan bank memberikan kreditnya sesuai dengan kemampuannya.
Sebelum memberikan kredit, Defri meminta bank harus menyiapkan dahulu infrastruktur yang dimiliki, begitu juga dengan SDM-nya. Terutama soal sistem. "Hal itu sangat penting begitu juga dengan informasi teknologi hingga proses bisnisnya,'' jelasnya.