Ahad 15 Jun 2025 14:35 WIB

Penutupan Selat Hormuz Bisa Hilangkan 20 Persen Pasokan Minyak Dunia dari Kawasan Teluk

Iran mengancam akan menutup jalur tersebut.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
This still image from video released by the U.S. Navy shows the Panama-flagged oil tanker Niovi surrounded by Iranian Revolutionary Guard vessels in the Strait of Hormuz Wednesday, May 3, 2023. Iran seized a Panama-flagged oil tanker in the Strait of Hormuz on Wednesday, the second-such capture by Tehran in recent days, the U.S. Navy said.
Foto: U.S. Navy via AP
This still image from video released by the U.S. Navy shows the Panama-flagged oil tanker Niovi surrounded by Iranian Revolutionary Guard vessels in the Strait of Hormuz Wednesday, May 3, 2023. Iran seized a Panama-flagged oil tanker in the Strait of Hormuz on Wednesday, the second-such capture by Tehran in recent days, the U.S. Navy said.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi industri minyak dan gas bumi (Migas) Hadi Ismoyo menjelaskan sejumlah dampak dari penutupan Selat Hormuz. Itu merupakan jalur yang menghubungkan Teluk Persia dan Teluk Oman. Iran mengancam akan menutup jalur tersebut.

Ini buntut dari ketegangan Iran-Israel. Hadi menerangkan, jika ancaman Iran menjadi nyata, akan menghilangkan pasokan sekitar 20 persen minyak dari kawasan teluk. Negara teluk antara lain Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Menurutnya, memang ada jalur alternatif di Laut Merah. Ia berpendapat jalur alternatif tersebut, akan di ganggu Houthi. 

"Sehingga minyak dunia akan terkerek naik secara signifikan otomatis karena formula harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) juga mengacu pergerakan minyak dunia, ICP juga akan naik signifikan," kata Sekjen Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), periode 2016-2022 itu kepada Republika.co.id, Ahad (15/6/2025).

Jika eskalasi terus meningkat, lanjut dia, maka harga minyak akan terus naik ke koridor kesetimbangan baru. Itu dengan rata rata annualy di kisaran 75 dolar Amerika Serikat (AS)per barel (bbl) - 85 dolar AS/bbl. "Bahkan kalau pihak pihak terkait seperti PBB, Amerika Serikat, Rusia, China dan GCC (Gulf Cooperation Council/negara teluk) sendiri tidak bisa menghentikan perang ini maka koridor baru itupun bisa terlampaui," ujar Hadi, menambahkan.

Indonesia jelas, terdampak situas global tersebut. Apalagi negara ini termasuk importir minyak dunia. Lebih dari separuh kebutuhan nasional dipenuhi lewat impor.

Menurut Hadi, di berbagai kesempatan, mereka selalu menyuarakan untuk mengubah kebijakan secara bertahap dari bahan bakar minyak ke Gas. "Program Konversi BBM/LPG ke gas yg di gagas sejak era SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono SBY), seharusnya dihidupkan lagi, supaya kita terbebas dari ketergantungan import BBM dan LPG," kata dia. 

Ia melihat Kita Indonesia memiliki sumber daya gas yg cukup besar, sementara sumber daya minyak dan LPG, sedikit. Oleh karena itu, ia termasuk pihak yang mendorong pembangunan infrastruktur gas secara agresif. Itu meliputi Terminal Regas FRSU, jaringan pipa transmisi dan distribusi, termasuk dan tidak terbatas jaringan pipa konvensional maupun virtual. Kemudian, bisa membawa gas dari Indonesia Timur, seperti Tangguh III, Kasuri, Masela, Gank North, IDD dan Andaman Sea Gas Discovery ke Pusat-pusat Industri di Pulau Jawa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement