Senin 28 Aug 2017 22:26 WIB

Bulog akan Tetap Beli Gula Petani Rp 9.700 per Kg

Rep: Halimatus Sadiyah/ Red: Nur Aini
Petani gula melakukan unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/8).
Foto: . Taufiq Alamsyah Nanda
Petani gula melakukan unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menegaskan akan tetap membeli gula petani seharga Rp 9.700 per kilogram. Ia mengatakan, harga itu merupakan kesepakatan yang dihasilkan dalam rapat antara Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) dengan pemerintah pada pertengahan Agustus lalu.

Berdasarkan hasil rapat tersebut, Bulog ditugaskan pemerintah untuk membeli gula petani seharga Rp 9.700 per kilogram. Karenanya, Djarot tak sepakat jika petani menyebut harga itu terlalu rendah.

"Tidak (terlalu rendah). Itu sudah hasil negosiasi tim dari petani dan tim dari Kementerian Perekonomian," ujarnya, saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (28/8).

Sebelumnya, ribuan petani yang tergabung dalam Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka yang dilanjutkan dengan aksi long march ke Kementerian Perdagangan, Senin (28/8). Mereka memprotes sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai telah merugikan petani tebu.

Salah satunya soal ketentuan pembelian gula oleh Bulog dengan harga Rp 9.700 per kilogram. Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Andalan Petani tebu Rakyat Indonesia (APTRI) M Nur Khabsyin menolak gula petani dibeli seharga Rp 9.700 per kilogram karena menurutnya harga tersebut di bawah harga pokok produksi. APTRI mendesak pemerintah membeli gula petani dengan harga Rp 11 ribu per kilogram. Sebagai konsekuensinya, mereka juga mendesak Kementerian Perdagangan merevisi Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat konsumen dari Rp 12.500 per kilogram menjadi Rp 14 ribu per kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement