REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia yang dijadwalkan pada Oktober 2018 di Bali akan mendongkrak ekonomi daerah setempat, termasuk menggerakkan sektor usaha kecil menengah.
"Pertemuan ini betul-betul memberi nilai tambah kepada rakyat Indonesia. Misalnya, akan banyak industri kerajinan UKM akan terlibat dalam proses 'annual meeting' ini," katanya saat jumpa pers usai menggelar rapat nasional persiapan pertemuan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (25/8).
Tidak hanya sektor UKM, sektor akomodasi perhotelan dan restoran juga akan terdongkrak dengan banyaknya jumlah delegasi yang dijadwalkan hadir yakni diperkirakan mencapai 15 ribu orang dari 189 negara. Luhut yang juga Ketua Panitia Nasional Pertemuan IMF-Bank Dunia 2018 itu mengatakan para delegasi juga akan diajak "blusukan" untuk menikmati sajian khas Bali dan makanan Indonesia di restoran kecil di luar kawasan pertemuan tersebut yang berada di kompleks perhotelan elite, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
"Dengan kehadiran 15 ribu orang maka hotel di Bali akan penuh belum lagi nilai tambah bagi perajin dan restoran juga. Kami ingin 'blusukan' ke restoran kecil di luar Nusa Dua," ucapnya.
IMF, kata Luhut, juga akan menyisihkan sebagian keuntungannya dalam program tanggung jawab sosial yang diberikan kepada masyarakat di Bali di antaranya dengan kegiatan peduli lingkungan di antaranya membersihkan Pura Besakih, Pura Batur, dan Pasar Sukawati serta sejumlah pantai dari sampah khususnya plastik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam kesempatan itu mengatakan Indonesia akan mendapatkan keuntungan yang diperkirakan mencapai 100 juta dolar AS. Keuntungan itu berasal dari akomodasi perhotelan, transportasi, makanan, hingga paket wisata yang ditawarkan kepada para delegasi selama mereka berada di Indonesia.
Sri Mulyani yang juga selaku Wakil Ketua I Panitia Nasional Pertemuan IMF-Bank Dunia 2018 itu mengatakan sebanyak 60 paket wisata di enam destinasi wisata telah disiapkan di antaranya Bali, Labuan Bajo, Sumatera Utara, Yogyakarta, Toraja dan Banyuwangi. "Semua delegasi 15 ribu menginap dan saat itu 'low season' (musim sepi kunjungan). Semua hotel biasanya memberikan diskon, sekarang mereka dapat 15 ribu tamu itu luar biasa," tutur mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.
Rencananya seluruh ruangan di BNDCC akan dijadikan sebagai perkantoran selama seminggu sehingga otomatis semua perlengkapan di dalamnya seperti perlengkapan kantor dan furnitur serta panitia pelaksana (EO) menggunakan sumber daya lokal. Dalam kesempatan tersebut turut hadir Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo yang juga Wakil Ketua II Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Sekretaris IMF Jianhai Lin, dan Sekretaris Grup Bank Dunia Yvonne Tsikata.