REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan pengembang diminta mampu melahirkan inovasi baru dalam menyediakan hunian bagi masyarakat luas, khususnya yang berpenghasilan menengah ke bawah. Hal itu berguna untuk mengurangi ketimpangan yang sudah lama terjadi.
Menurut Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan, Jakarta menjadi pusat kemiskinan karena biaya hidup yang tinggi sehingga dapat memicu persoalan sosial, politik dan ekonomi dikemudian hari. "Ini problem yang sudah menahun," katanya di depan peserta Musyawarah Daerah (Musda) REI DKI Jakarta ke-9 Rabu (23/8).
Selain inovasi, Anies mengajak para pengembang berkolaborasi untuk bersama membangun Jakarta. Menurutnya, konsep pembangunan kota Jakarta seperti Transit Oriented Development (TOD) yang sedang dikembangkan sejumlah pengembang menjadi pilihan menarik. Apalagi diperkirakan tahun 2050 penduduk dunia sekitar 75 persen akan tinggal di perkotaan. "Jakarta masih kurang 300 ribu hunian," katanya.
Anis meminta REI DKI memberikan masukan lengkap kepada Pemprov.DKI Jakarta tentang terobosan-terobosan REI untuk kebijakan publik. Apa hal baik yang sudah berjalan dengan baik untuk diteruskan. Hal yang sedang berjalan namun perlu di revisi dan hal yang harus dihentikan. Pihaknya yakin apabila masalah sosial yang dihadapi Jakarta teratasi, hal itu akan mudah ditularkan ke wilayah lain.
Amran Nukman, Ketua DPD REI DKI Jakarta menyambut baik rencana pemerintah propinsi DKI Jakarta yang ingin berkolaborasi dengan melibatkan REI dalam memecahkan persoalan perumahan di DKI Jakarta. Menurutnya sudah tepat bahwa dalam menjalankan program perumahan melibatkan pengembang melalui DPD REI DKI Jakarta. Asosiasi nanti yang akan melakukan koordinasi dalam lingkungan antar pengembang. "Jadi sudah tepat, kerja samanya lewat asosiasi," katanya.