Rabu 16 Aug 2017 17:24 WIB

Semester I-2017, Pendapatan Pertamina 20,5 Miliar Dolar AS

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Friska Yolanda
Pekerja PT Pertamina (Persero) mengecek instalasi saat pemuatan BBM ke kapal tangker di Jetty 5, Refinery Unit V, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (8/8). Refinery Unit V Balikpapan berhasil memproduksi BBM berstandar Euro IV, Pertamina Dex High Quality dengan kandungan sulfur rendah dan ramah lingkungan. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww/17.
Foto: ANTARA FOTO
Pekerja PT Pertamina (Persero) mengecek instalasi saat pemuatan BBM ke kapal tangker di Jetty 5, Refinery Unit V, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (8/8). Refinery Unit V Balikpapan berhasil memproduksi BBM berstandar Euro IV, Pertamina Dex High Quality dengan kandungan sulfur rendah dan ramah lingkungan. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww/17.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina meraih pendapatan sebesar 20,5 miliar dolar AS sepanjang semester pertama 2017. Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, angka itu meningkat 19 persen dibanding pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang tercatat 17,2 miliar dolar AS.

"Revenue naik 19 persen karena ada kenaikan konsumsi," ujarnya dalam konferensi pers di kantor pusat Pertamina, Rabu (16/8).

Memang, Elia mengakui, pertumbuhan pendapatan itu masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan harga minyak mentah Indonesia yang saat ini berada di level 48,9 dolar AS per barel sepanjang semester pertama 2017. Angka itu naik 35 persen dibanding periode yang sama pada 2016.

Naiknya harga minyak mentah tersebut berpengaruh pada peningkatan beban pokok penjualan yang berdampak pada perolehan laba bersih perusahaan. Selama semester satu 2017, Pertamina hanya mampu mencatatkan laba bersih sebesar 1,4 miliar dolar AS, turun 24 persen dibandingkan semester pertama 2016. Penurunan laba tak bisa dihindari karena selain naiknya harga bahan baku, pemerintah juga sudah menetapkan tidak akan ada kenaikan harga BBM sampai akhir tahun mendatang.

Namun begitu, Elia melanjutkan, sektor hilir justru menunjukkan angka yang positif. Penjualan BBM pada Januari-Juni 2017 tumbuh empat persen menjadi 32,60 juta kiloliter. Peningkatan penjualan juga terjadi pada produk non-BBM berupa gas domestik, petrokimia dan pelumas yang naik enam persen menjadi 7,82 juta kiloliter. Peningkatan porsi penjualan BBM nonsubsidi ikut menyumbang kontribusi pada kenaikan pendapatan Pertamina sepanjang semester pertama tahun ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement