Kamis 11 Sep 2025 18:00 WIB

Pertamina Bakal Integrasikan Bisnis Hilir, Tiga Anak Usaha Digabung

Pertamina tengah memperkuat efisiensi operasional.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri.
Foto: pertamina
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) tengah memperkuat efisiensi operasional dengan melakukan integrasi di sektor hilir. Proses ini mencakup penggabungan PT Pertamina Patra Niaga (PPN), Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan Pertamina International Shipping (PIS).

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyampaikan integrasi ditargetkan rampung pada akhir 2025. “Integrasi ini penting agar setiap aktivitas operasional berjalan lebih efisien sekaligus menjaga reputasi perusahaan dan kepercayaan stakeholder,” ujar Simon dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Baca Juga

Selain integrasi hilir, Pertamina juga menyiapkan langkah strategis berupa spin-off sejumlah lini usaha non-core. Sektor penerbangan, asuransi, layanan kesehatan, hospitality, dan Patra Jasa akan diarahkan pada skema pemisahan atau penggabungan dengan perusahaan sejenis.

Salah satu yang tengah dijajaki yakni penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia. “Langkah ini sejalan dengan upaya memperkuat sinergi dengan pemerintah melalui advokasi kebijakan strategis, agar keputusan yang diambil berdampak positif bagi perusahaan dan negara,” kata Simon.

Untuk mendukung transformasi, Pertamina membentuk Direktorat Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis yang dipimpin Agung Wicaksono. Direktorat ini memiliki peran strategis melalui tiga pilar utama. Pertama, menjadikan Pertamina lebih adaptif terhadap dinamika global maupun nasional. Kedua, mengintegrasikan prinsip keberlanjutan di seluruh bisnis sesuai target Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat. Ketiga, memperkuat sinergi dengan pemerintah melalui advokasi kebijakan.

“Direktorat ini berfungsi sebagai penggerak transformasi, memastikan setiap inisiatif perusahaan selaras dengan arah strategis Pertamina, sekaligus mendukung transisi energi nasional,” tutur Simon.

Simon menegaskan Pertamina tetap berfokus pada bisnis inti di bidang minyak, gas, dan energi baru terbarukan (EBT). Seluruh langkah transformasi dan spin-off dirancang untuk memperkuat posisi perusahaan menghadapi tantangan global sekaligus mendukung agenda transisi energi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement