Rabu 16 Aug 2017 02:16 WIB

BI-BPJT Siapkan Berbagai Program Penerapan e-Toll

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Karyawan menunjukan kartu e-toll. (ilustrasi)
Foto: Republika/ Prayogi
Karyawan menunjukan kartu e-toll. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia bersama Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), dan perbankan menyiapkan berbagai program untuk mendorong implementasi penggunaan uang elektronik di seluruh gerbang tol. Ditargetkan pada Oktober 2017 mendatang seluruh pengguna jalan tol sudah menggunakan uang elektronik.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng menjelaskan, dalam menerapkan e-toll ini, perlu dilakukan penegasan kepada masyarakat agar menggunakan uang elektronik. "Kami wajibkan menggunakan uang elektronik pada Oktober 2017. Ini diharapkan dapat mengubah culture dan mindset masyarakat terkait manfaat uang elektronik ini," ujar Sugeng di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (15/8).

Menurut Sugeng, seluruh pihak terkait akan melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penggunaan e-toll ini. Kegiatan ini menyasar pengguna jalan tol baik pemilik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

Selain edukasi dan sosialisasi, seluruh pihak terkait juga akan menawarkan berbagai program diskon untuk menarik minat masyarakat menggunakan uang elektronik. "Program ini akan digelar bersamaan dengan peringatan HUT RI ke-72 dari 17 Agustus- 30 September 2017," ungkap Sugeng.

Sementara itu dari sisi perbankan, akan memperluas cakupan penjualan kartu uang elektronik di gardu tol dan menambah paling sedikit 30 titik top up dari yang saat ini hanya berjumlah 21 titik. Langkah ini ditempuh untuk memudahkan akses masyarakat dalam memperoleh uang elektronik dan melakukan isi ulang.

Kepala BPJT Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna menambahkan, BUJT akan memberikan diskon tarif jalan sebesar 10-25 persen, serta harga spesial uang elektronik perdana Rp 10 ribu yang dijual di sekitar gerbang tol.

Sementara dari sisi sarana, perbandingan komposisi antara gardu tol non tunai dengan gardu tol hybrid (tunai sekaligus nontunai) di setiap gardu tol akan diarahkan secara bertahap ke proporsi 70:30 guna mendorong akseptasi yang lebih luas. Gardu tol nontunai terdiri dari gardu tol otomatis (GTO) dan gardu manual yang hanya menerima pembayaran tol secara nontunai.

"Semua tol diarahkan dapat menggunakan nontunai. Dengan ini akan memaksa pengguna jalan tol pada akhirnya tidak ada lagi yang tunai. Ini akan mengurangi kemacetan," kata Herry.

Dengan berbagai langkah tersebut, ia berharap dapat meningkatkan penggunaan uang elektronik secara alami, sehingga dapat mendorong 100 persen penggunaan uang elektronik pada Oktober 2017 mendatang.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement