Selasa 08 Aug 2017 17:36 WIB

Investor Hong Kong Tawarkan Pembangunan Apartemen untuk MBR

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Kompleks bangunan apartemen (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi.Wicaksono
Kompleks bangunan apartemen (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investor asal Hongkong menjajaki investasi untuk membangun apartemen khusus masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh CEO Zhong Yang-Chun Wo Infrastructure Limited Lam Kin Chung usai bertemu dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di Kantor Wakil Presiden.

"Kami sudah bertemu dengan wakil presiden dan menteri pekerjaan umum, ini adalah pertemuan awal yang baik," ujar Lam, Selasa (8/8).
 
Lam mengakui dalam pertemuan tersebut belum membahas secara detail mengenai investasinya. Pembangunan apartemen bagi MBR ini bukan proyek dengan profit besar. Lam menyebut return of investment dari investasi ini yakni jangka panjang hingga lebih dari 15 tahun.
 
"Kira-kira nilai investasinya sekitar 500 juta dolar AS," kata Lam.
 
Lam mengatakan, perusahaannya sudah memiliki pengalaman di bidang pembangunan properti. Namun, dia mengakui, pembangunan apartemen untuk MBR ini merupakan proyek yang pertama kali. Lam menambahkan, investasi ini bertujuan untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam menyediakan hunian dengan harga yang terjangkau, khususnya bagi MBR.
 
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, investor asal Hongkong tersebut menawarkan metode dan teknologi pembangunan apartemen dengan sistem modular. Sehingga, pembangunannya bisa lebih cepat dan murah. Untuk tahap selanjutnya, investor ini akan melakukan presentasi mengenai teknologi tersebut di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
 
"Dia ingin menunjukkan dulu, pasti saya akan bawa balitbang, karena balitbang juga punya teknologi itu, jadi yang penting lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah," ujar Basuki.
 
Menurut Basuki, investor Hongkong tersebut baru sekadar menawarkan ide saja agar bisa berkontribusi dalam program sejuta rumah yang dicanangkan oleh pemerintah. Dia mengakui, sejauh ini belum ada investor dari luar negeri yang berpartisipasi dalam program rumah murah. Selama ini, penyediaan rumah murah dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Real Estate Indonesia (REI), dan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi).
 
"Pada 2015-2016 kita sudah (membangun rumah murah) 1,5 juta, tahun ini kita sudah membangun 499 ribu," kata Basuki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement