REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Pertanian (Kementan) meminta masyarakat tak khawatir dengan kemarau panjang yang akan terjadi. Terutama, pengaruh kemarau terhadap produksi padi.
Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, untuk menghadapi kemarau panjang, Kementan sudah menyiapkan pompanisasi. "Puluhan ribu pompa kami siapkan. Alhamdulillah ya. Dulu, el Nino saja bisa ditangani dulu itu terberat sepanjang sejarah," ujar Amran kepada wartawan usai memberikan kuliah umum di Kampus Telkom University, Selasa (8/8) .
Menurut Amran, Kementan pun melakukan berbagai upaya untuk menaikan produksi. Untuk mencapai swasembada, tak ada pilihan kecuali membuat sistem mekanisasi. Yaitu, dengan memanfaatkan teknologi sehingga bisa menekan biaya 30, 40, bahkan sampai 50 persen dengan mekanisasi tersebut.
Dulu, Amran mencontohkan, kalau menanam biayanya dibutuhkan Rp 2 juta. Tapi, dengan mekanisasi sekarang bisa menghemat jadi Rp 1 juta. "Ada juga, yang harganya Rp 1,5 juta jadi Rp 700 ribu. Itu lah maksud kita melakukan mekanisasi besar-besaran," katanya.
Kemudian, bila berhubungan dengan produksi dan ingin menaikan produksi, maka harus memiliki benih baik yang potensinya bisa mencapai 10 ton. Kementan pun, telah membuat kebijakan bagaimana mencapai kedaulatan pangan.
"Kami melihat seluruh kebijakan, infrastruktur, bagaimana realisasinya, ekspor dan impornya," katanya.
Bahkan, saat ini untuk pengendalian hama wereng pengadaan pestisidanya sudah tak menggunakan sistem tender. Kalau menggunakan sistem tender tersebut, akan sulit. "Sekarang, kalau ada wereng, malamnya bisa langsung bergerak nggak perlu nunggu tender. Kalau dulu, nunggu tender. Habis tanamannya baru pestisidanya datang," katanya.