REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (8/8) pagi, bergerak menguat sebesar 13 poin menjadi Rp 13.308 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.321 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa (8/8) mengatakan bahwa inflasi domestik yang relatif masih akan stabil menjadi salah satu faktor yang menjaga fluktuasi mata uang rupiah terhadap dolar AS untuk kembali terapresiasi, meski data pertumbuhan triwulan kedua 2017 yang diumumkan di bawah ekspektasi pasar.
"Dengan inflasi yang terjaga rendah, hal itu mulai membangkitkan harapan pelonggaran moneter di masa depan yang juga berpotensi mengangkat harga obligasi," katanya.
Ia menambahkan bahwa fokus pelaku pasar saat ini akan beralih ke indeks kepercayaan Konsumen Juli 2017 yang akan dirilis, diharapkan dapat menjaga harapan pelaku pasar sehingga pergerakan rupiah stabil.
Dari eksternal, lanjut dia, respon penguatan dolar AS terhadap data serapan tenaga kerja di Amerika Serikat yang membaik, ternyata tidak bertahan lama. Itu bisa berarti harapan terhadap prospek pertumbuhan Amerika Serikat ke depan serta harapan kenaikan suku bunga The Fed belum begitu tinggi.