Jumat 04 Aug 2017 21:45 WIB

Bappenas Yakin Indonesia tak akan Terjebak Utang dengan Cina

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan, Indonesia tidak akan senasib dengan Sri Lanka yang terjebak utang Cina. Sebab, ia menilai utang Indonesia terhadap negeri tirai bambu tersebut relatif kecil.

''Utang Indonesia terhadap Cina kecil, hanya terbatas pada beberapa proyek tol,'' kata Bambang, di Kantor Bapenas, Jakarta, Jumat (4/8).

Menurut dia, kreditur terbesar masih Bank Dunia, Jepang, Asian Development Bank (ADB), Jerman dan Perancis. Pada 2014, posisi utang Indonesia ke Cina hanya 7,869 miliar dolar AS. Bahkan pada 2010 utang Indonesia ke Cina hanya 2,488 miliar dolar AS. Adapun dari 2014 sampai Mei 2017 jumlah utang Indonesia meningkat sekitar 7,622 miliar dolar  AS atau naik hampir dua kali lipatnya.

''Jadi dengan utang yang kecil itu jauh sekali risikonya berhadapan dengan konteks di sri Lanka. Jumlah utang Indonesia terhadap cina kecil sekali. Kalau naik pun karena sebelumnya tidak ada,'' ujar Bambang.

Kementerian Keuangan menyatakan Indonesia punya uang untuk bayar utang jatuh tempo. Sehingga, nasib Indonesia tidak akan seperti Sri Lanka yang terjebak utang oleh Cina.

''Bisa lihat penerimaan perpajakan kita dalam setahun jauh lebih besar dari utang yang jatuh tempo di tahun tersebut,'' kata Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Scenaider Siahaan, saat dihubungi, Jumat (4/8).

Ia menambahkan, disamping buat bayar utang, pemerintah punya prioritas untuk belanja seperti pendidikan, kesehatan, kemiskinan dan infrastruktur. Disamping itu, lanjutnya, pemerintah punya luxury untuk meminjam dulu untuk melunasi utang atau istilahnya refinancing, meski luxury ini tidak selalu ada pada semua jenis peminjam.

''Kalau uang Indonesia dipakai buat lunasi utang, belanja prioritas tersebut diatas akan menjadi korban,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement