Rabu 26 Jul 2017 20:02 WIB

Redenominasi akan Buat Transaksi Keuangan Efisien

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Petugas Bank Indonesia menghitung dan memeriksa uang rupiah (Ilustrasi)
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Petugas Bank Indonesia menghitung dan memeriksa uang rupiah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rencana redenominasi bisa membuat efisien transaksi keuangan di perbankan. Namun demikian, para pelaku perbankan,selalu berhati-hati terkait angka.

"Apalagi adanya pemotongan tiga digit. Tapi itu (redenominasi,red) memang bisa membuat efisien," ujar Presiden Direktur Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BNP) Hideki Nakamura menilai, kepada wartawan, Rabu (26/7).

Perlu diketahui, redenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang rupiah yang bakal dilakukan yakni adanya pemangkasan tiga nol di belakang. Misalnya Rp 10.000 akan disederhanakan menjadi Rp 10 atau Rp 100.000 disederhanakan menjadi Rp 100.

Nakamura mengatakan, dengan adanya rencana redenominasi, pemerintah harus lebih gencar melakukan sosialiasi agar bisa diterapkan di seluruh masyarakat. Khususnya untuk pelaku usaha mikro, karena diperkirakan mereka akan sedikit kesulitan dengan penyesuaian tersebut.

Pada segmen mikro, kata dia, seperti pelaku usaha kuliner ini sedikit masalah karena saat harus bertransaksi bisa kebingungan mau bayar berapa. Misalnya, harga delapan ribu, tapi setelah redemoninasi jadi delapan rupiah.

"Itu kalau di segmen mikro. Lainnya kalau parkir atau yang 'pak ogah' itu, kan nanti solusinya gimana?," kata Nakamura.

BNP sendiri, kata dia, siap membantu pemerintah untuk menyukseskan program redenominasi. Namun, penyesuaian nilai rupiah tersebut tidak akan berlangsung cepat karena penggunaan nominal yang saat ini dilakukan sudah berlangsung lama.

Agar redenominasi ini berlangsung optimal, Nakamura menyarankan ada masa transansisi selama beberapa tahun untuk mengevaluasi keberhasilan penerapan program ini.

Hideki Nakamura sendiri, sebagai CEO Bank BNP yang diangkat melalui pelaksanaan RUPS Tahunan yang dilaksanakan pada 2 Juni 2017 lalu. Sebagai Presiden Direktur Bank BNP,  kata dia, pihaknya ingin membawa dan meningkatkan peran dan misi Bank BNP menjadi Mitra Utama Bisnis/pelaku Usaha. Bank BNP sendiri menyadari, keterbatasannya sebagai bank papan menengah ke bawah (BUKU 2) yang tingkat persaingannya cukup ketat.

"Sehingga saya menggunakan beberapa strategi/approach bisnis yang akan diterapkannya antara lain dengan melakukan face to face business strategy," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement