Senin 24 Jul 2017 14:41 WIB

Menperin Perjuangkan Tarif Ekspor Tekstil Nol Persen ke AS

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Pabrik tekstil di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: KBRI Roma
Pabrik tekstil di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menyebut pihaknya saat ini tengah memperjuangkan bea masuk ekspor nol persen untuk produk tesktil dan produk tekstil Indonesia yang akan masuk pasar Amerika Serikat dan Eropa.

Ia menjelaskan, saat ini bea masuk ekspor produk tekstil Indonesia ke Amerika dikenakan 12,5 persen, sedangkan ke Eropa sampai 16 persen. Padahal ekspor Vietnam ke Amerika dan Eropa sudah nol persen.

Kuncinya memang kita harus negosiasi melalui bilateral agreement (perjanjian bilateral)," ujarnya, lewat keterangan tertulis pada Republika, Senin (24/7).

Ia menyatakan, ekspor tekstil perlu didorong untuk memacu pertumbuhan industri nasional di tengah melemahnya daya beli masyarakat. Selain mendorong ekspor, Airlangga melanjutkan, penguatan daya saing industri tekstil dan produk tekstil juga perlu dilakukan.

Dalam mendukung penguatan daya saing itu, Kemenperin memiliki program untuk memfasilitasi peremajaan mesin dan peralatan industri tekstil. Selain itu, Kemenperin juga tengah menggodok regulasi khusus untuk industri padat karya berorientasi ekspor yang akan mengatur tentang pemberian insentif fiskal berupa investment allowance.

Berbicara terpisah, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mendukung langkah pemerintah yang tengah memperjuangkan penghapusan tarif ekspor tekstil. Ia berharap negosiasi kerja sama dengan AS dan Eropa dapat segera selesai pada 2019.

Kemenperin mencatat, industri tekstil dan produk tekstil mampu menyumbang devisa negara sebesar 11,87 miliar dolar AS atau 8,2 persen dari total ekspor nasional pada tahun 2016. Sementara, nilai ekspor sektor ini pada periode Januari-Mei 2017 sekitar 5,11 miliar dolar AS atau naik 3,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono memaparkan, nilai investasi yang berasal dari modal asing dalam industri tekstil dan produk tekstil sampai triwulan I tahun 2017 mencapai 174,51 ribu dolar AS. Angka itu naik 17,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 147,92 ribu dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement