Kamis 13 Jul 2017 21:32 WIB

Produksi Padi Meningkat, Petani Nikmati Marjin

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Buruh tani di Desa Kalijati, Kecamatan Jatisari, Karawang, sedang tanam (tandur) padi untuk mendukung program pemerintah percepat tanam MT April-Sepetember 2017, Selasa (25/4).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Buruh tani di Desa Kalijati, Kecamatan Jatisari, Karawang, sedang tanam (tandur) padi untuk mendukung program pemerintah percepat tanam MT April-Sepetember 2017, Selasa (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga beras di Indonesia bukanlah yang termahal apabila dibandingkan dengan negara. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono mengatakan petani Indonesia kini justru menikmati marjin, mengingat produksi padi meningkat 11 persen pada 2016 lalu.

Rata-rata harga beras di konsumen pada Januari 2017 adalah Rp 10.698 per kilogram, lebih rendah -0,98 persen dibandingkan Januari 2016. "Selanjutnya, berturut-turut Februari 2017 lebih rendah -1,76 persen, Maret -2,39 persen, April -1,37 persen dan Mei lebih rendah -0,09 persen dibandingkan bulan yang sama pada 2016," ujar Hari dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (13/7).

Hari mengatakan pada 2017, harga gabah maupun harga beras berada di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu Rp 3.700 per kilogram gabah kering panen dan Rp 7.300 per kilogram beras. Rata-rata harga beras Juni 2017 sebesar Rp 10.597 per kilogram. Sejak Januari hingga Juni 2017, harga beras terkendali dan petani masih dapat menikmati marjin yaitu Rp 65,7 triliun dalam setahun.

Hari menyebut berdasarkan data Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) terlihat harga beras medium pada pekan pertama Juli 2017 yaitu IR 64-3 Rp 8.200 per kilogram, IR64-2 Rp 9.000 per kilogram dan IR64-1 Rp 10.000 per kilogram. Stok beras PIBC saat ini tersedia cukup banyak yakni 39.758 ton.

"Harga beras di Indonesia dibentuk oleh berbagai faktor seperti sistem produksi, logistik, distribusi, tata niaga serta kondisi geografis negara kepulauan di Indonesia," ujarnya.

Harga beras beberapa negara menunjukkan lebih mahal dari harga beras rata-rata nasional Indonesia. Berdasarkan data dari Bloomberg dan World Bank pada 24 Juni 2013, harga beras di Jepang Rp 48.779 per kilogram, Korea Selatan Rp 35.833 per kilogram, Singapura Rp27.501 kgper kilogram, Taiwan Rp 22.488 per kilogram, Amerika Serikat Rp 22.081 per kilogram, Turki Rp 18.181 per kilogram, Cina Rp 11.441 per kilogram, Thailand Rp 11.241 per kilogram, Malaysia Rp 11.241 per kilogram, Filipina Rp 9.133 per kilogram, dan Vietnam Rp 7.126 per kilogram.

"Ini menunjukkan tidak benar bila disebutkan harga beras Indonesia termahal di dunia. Bukankah pencapaian swasembada pangan itu ditujukan untuk ketahanan pangan dan sekaligus untuk mensejahterakan petani," kata dia.

Hari pun mempertanyakan tentang pikiran para pengamat tentang petani yang selalu diposisikan untuk dimarjinalkan. Padahal, menurut Hari, sesuai amanat Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, pemerintah hadir untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement