Rabu 12 Jul 2017 02:18 WIB

Cashlez Tawarkan Sistem Monitor Transaksi Bisnis Real Time

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Direktur Utama Mandiri Capital Indonesia (MCI) Eddi Danusaputro (kiri), bersama CEO dan Co-Founder Chashlez Teddy Setiawan (kanan) menunjukkan produk MPOS (Mobile Point of Sale) yang ditawarkan Cashlez di sela memberikan keterangan pers kepada media di Jakarta, Rabu (12/7).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Direktur Utama Mandiri Capital Indonesia (MCI) Eddi Danusaputro (kiri), bersama CEO dan Co-Founder Chashlez Teddy Setiawan (kanan) menunjukkan produk MPOS (Mobile Point of Sale) yang ditawarkan Cashlez di sela memberikan keterangan pers kepada media di Jakarta, Rabu (12/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan rintisan teknologi finansial (Fintech) solusi pembayaran Cashlez menargetkan peningkatan nilai transaksi menjadi Rp 50 miliar per bulan pada tahun ini. Peningkatan nilai transaksi ini berasal dari penambahan sebanyak 4.000 reader mobile point of sale atau sistem mPOS.

Cashlez merupakan sebuah perusahaan teknologi pembayaran yang menciptakan sistem mPOS (mobile point of sale). Cashlez, startup yang didirikan pada 2015 menawarkan sebuah konsep penerimaan pembayaran menggunaakan kartu, baik kartu kredit atau kartu debit berbasis aplikasi pada smartphone (Android and iOS) yang dihubungkan dengan card reader (dongle) melalui bluetooth. Sistem ini dapat memonitor semua transaksi penjualan bisnis merchant secara real time.

CEO dan Co-Founder Cashlez Teddy Setiawan mengatakan, pihaknya telah mendapatkan investasi sebanyak 2 juta dolar AS, dan Mandiri Capital Indonesia sebagai pemimpin pendanaan.

"Dana investasi tersebut akan kami gunakan untuk membeli sebanyak 4.000 reader mPOS dan digital marketing," kata Teddy dalam kerja sama dengan MCI di Mandiri Inkubator Bisnis, Jakarta, Rabu (12/7).

Dari penambahan sebanyak 4.000 reader mPOS tersebut, pihaknya menargetkan peningkatan transaksi sebesar Rp 50 miliar per bulan. Sebelumnya nilai transaksi sebanyak Rp 15 miliar per bulan untuk sekitar 1.000 reader mPOS.

"Nilai transaksi Rp 15 miliar yang sudah kita proses dari sekitar 1.000 reader yang kita punya atau Rp 15 juta per reader. Kalau tahun ini 4.000 reader jadi Rp 50 miliar per bulan," ungkapnya.

Berdiri sejak 2015 dan resmi beroperasi September 2016, pihaknya telah memiliki kurang lebih 1.000 merchant yang telah bergabung. Sebanyak 61 persen mayoritas pengguna Cashlez datang dari ritel dan travel wisata.

Lokasi merchant terutama berada di area metropolitan dimana banyak transaksi kartu kredit dan debit. Selain itu, daerah pariwisata juga dinilai sangat potensial untuk mengembangkan merchant. Cashlez juga akan menggunakan e-money dalam waktu dekat.

"Target sebelum Agustus kita bisa accept e-money Mandiri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement