REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Parlindungan Purba meminta Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan ketahanan pangan nasional khususnya di DKI Jakarta dan menjaga inflasi di DKI Jakarta. Apalagi, Jakarta merupakan baromoter nasional yang berdampak secara nasional.
"Kementan agar terus mengembangkan pangan terus khususnya untuk menjamin kebutuhan pangan di ibu kota Jakarta," ujar dia saat rapat kerja di Gedung DPD, Rabu (5/7).
Ia mengatakan, ketahanan pangan adalah hal penting yang harus terus ditingkatkan karena berpengaruh signifikan terhadap stabilitas negara. Untuk itu, kondisi ketahanan pangan perlu dikembangan meski saat ini Indonesia telah meraih peringkat indek ketahanan pangan ke 71 dari 113 negara dan masuk 25 besar dunia akan indek keberlanjutan pangan dunia.
Saat ini, Indonesia telah menghentikan impor beras dan jagung. Bahkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyiapkan sekitar 200 ribu hingga 300 ribu hektare di 10 kabupaten penyangga untuk mengatasi pangan di Jabodetabek.
Sebanyak 250 ribu hektar dapat disiapkan untuk penuhi kebutuhan jagung di Jabodetabek. Namun, anggota DPD dari Dapil Sumatera Barat Nafi Chandra, memperingatkan bahwa yang dibutuhkan Jakarta bukan hanya jagung. Untuk itu perlu adanya identifikasi komoditas dengan baik yang bisa ditanam di daerah penyangga.
Terkait daerah penyangga, beberapa anggota DPD mengharapkan lahirnya payung hukum untuk pengembangan wilayah penyangga pangan ibu kota. Seperti diketahui, ada 10 kabupaten penyangga pangan ibu kota yaitu Serang, Lebak, Pandeglang, Sukabumi, Lampung Selatan, Lampung Timur, Cianjur, Purwakarta, Subang dan Karawang.
Program pengembangan wilayah penyangga pangan ibu kota dianggap sebagai program strategis yang mampu menekan inflasi.
Masuk Peringkat 25 Terbaik Dunia
Berdasarkan hasil riset EIU dan Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN) Foundation tentang Indek Keberlanjutan Pangan (Food Sustainability Index/FSI), sektor pertanian Indonesia masuk 25 besar dunia. Secara keseluruhan, Indonesia berada di peringkat 21 dengan skor 50,77 setelah Brasil serta berada di atas Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, dan India. Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara atau Asean yang sukses menembus 25 besar.
Dalam kesempatan tersebut Parlindungan menegaskan torehan positif dari lembaga internasional tersebut membanggakan Indonesia.
"Hal ini diperoleh dari berbagai capaian implementasi program terobosan pembangunan pertanian yang dijalankan Kementan," katanya. Juga sinergi baik antara kementerian dan lembaga terkait lainnya seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, TNI, dan lain sebagainya.