REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menempati peringkat ke-21 dalam Indeks Keberlanjutan Pangan atau Food Suistanability Index (FSI). Rangking itu merupakan rekor baru karena sebelumnya Indonesia hanya menempati urutan ke-71.
Terkait capaian itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa inflasi menjadi salah satu kunci penting dalam hal pangan. Karena itu, ia menyatakan komitmen untuk menjaga stabilitas pangan agar tidak mendorong kenaikan inflasi.
"Kita bersyukur, tapi kita belum puas. Kita harus bisa menahan laju inflasi," ujar Enggar pada wartawan, usai acara halal bihalal di kantornya, Selasa (4/7).
Lebih lanjut, ia mengatakan, untuk menjaga agar harga pangan tetap terkendali, pihaknya akan segera menentukan harga batas bawah dan batas atas untuk komoditas pangan penting. Terutama untuk komoditas yang sifatnya musiman seperti cabai dan bawang. "Semua komoditas kita jaga. Saya juga harus jaga yang seasonal, mengontrol jangan sampai jika tidak musim loncat harganya terlalu jauh," ucap Mendag.
Lebih lanjut, Menurut Enggar, dalam beberapa hari terakhir sudah terjadi deflasi pada beberapa komoditas pangan. Namun begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi waktu krusial harga pangan biasanya terjadi pada akhir tahun. Karena itu, Enggar mengatakan pemerintah akan tetap berhati-hati dalam mengendalikan harga pangan. "Makanya ini kita pertahankan, satu per satu diperbaiki."
Dalam waktu dekat, Enggar melanjutkan, pihaknya akan segera melakukan pertemuan dengan Kementerian Pertanian, produsen dan asosiasi pengusaha untuk membahas strategi pengendalian harga pangan.
Sebelumnya, lembaga riset dan analisis ekonomi internasional yang berpusat di Inggris, The Economist Intelligent Unit (EIU) dan Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN) Foundation merilis Indeks Keberlanjutan Pangan atau Food Suistanability Index (FSI). Indeks tersebut menempatkan Indonesia pada posisi 21 dari 133 negara. Rangking itu meloncat jauh dibanding capaian Indonesia dalam FSI periode sebelumnya yang hanya berada di posisi 71.