REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengklaim keberhasilan kinerja Satuan Tugas Pangan dalam menjaga stabilitas harga sembilan bahan pokok di Tanah Air selama Ramadhan dan Idul Fitri 2017.
"Harga beras, garam, gula, bawang putih, dan bahan pokok lain relatif stabil," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta, Senin (3/7).
Menurut dia, kestabilan harga sembako disebabkan pasokan sembako yang cukup serta pengawasan terhadap rantai distribusi di pasaran. Selain suplai cukup dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, Polri mengamankan jalur distribusinya.
"Penegakan hukum dilakukan tegas oleh Satgas Pangan yang dipimpin oleh Irjen Setyo Wasisto ditambah rekan komisi pengawas dari perdagangan dan jajaran dinas pemda. Semua bekerja. Ini membuat para spekulan maupun kartel tidak berani bermain," kata dia.
Menurut dia, sejak dibentuk sebelum Ramadhan 2017, Satgas Pangan terus melakukan operasi pasar secara teratur. Dia mencatat penindakan sebanyak 206 kasus selama Ramadhan.
Dari ratusan kasus tersebut, mayoritas merupakan kasus penimbunan sembako. "Mayoritas kasus penimbunan dalam rangka memainkan harga. Timbun, barang menjadi langka, baru dia naikkan harga. Tapi ini tidak terjadi karena sudah keburu ditindak," kata dia.
Satgas Pangan, kata Tito, tidak akan dibubarkan meski Operasi Ramadniya 2017 berakhir pada 4 Juli 2014 karena untuk memberantas kartel dan spekulan pangan yang masih tersisa. "Kami kencang, mereka tiarap, seperti Lebaran ini. Tapi nanti penindakan agak dikendurkan sedikit, mereka akan main lagi," ujar dia.
Satgas Pangan Mabes Polri terdiri atas beberapa perwakilan Mabes Polri, perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Bulog, Bea dan Cukai. Di tingkat daerah, Satgas Pangan Polda terdiri dari penyidik Polda dan perwakilan dinas terkait yakni Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan. Satgas Pangan Polda dipimpin oleh Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda.