Senin 26 Jun 2017 02:00 WIB

HKTI Targetkan Varietas Padi Unggul 5.000 Hektare

Jenderal (Purn) TNI, Moeldoko
Foto: ROL/Abdul Kodir
Jenderal (Purn) TNI, Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK -- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menargetkan pengembangan varietas padi unggul tipe M70D dan M400 di atas lahan seluas 5.000 hektare hingga akhir Agustus 2017. Langakh ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas produksi dan kesejahteraan petani di Tanah Air.

Ketua Dewan Pimpinan Nasional HKTI Jenderal (Purn) Moeldoko menegaskan, komitmen itu usai menggelar sosialisasi program M70D dan M400 di kompleks Pendopo Kabupaten Trenggalek bersama seratusan perwakilan gapoktan (gabungan kelompok tani), komunitas pesantren serta jajaran Pengurus Cabang NU Trenggalek, Jumat.

"Ini sudah tidak lagi bicara dalam skala demplot ya karena kemarin HKTI sudah melakukan gerakan penanaman secara serentak di 1.000 lahan pertanian di Jatim dan Jateng khususnya, dan hasilnya sangat memuaskan," kata Moeldoko.

Menurut mantan Panglima TNI itu, varietas M400 sudah sukses panen perdana di lahan pertanian percontohan di Jember dengan volume mencapai 9,6 ton per hektare dan di Jombang 9,2 ton.

Volume rata-rata produksi panen padi M400 di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan sebagian kecil Jawa Barat, kata Moeldoko, selalu di kisaran 9 ton, bahkan lebih saat memasuki panen kedua.

"Kalau varietas M70D dengan masa tanam rata-rata 70 hari volume panen antara 6,5-7 ton. Dua varietas ini yang kini terus dikembangkan di berbagai daerah saat ini," katanya.

Setelah misi pertama HKTI menanam padi varietas M70D dan M400 sukses di 1.000 hektare lahan pertanian puluhan gapoktan di Jatim dan Jateng itu, Moeldoko kini menargetkan perluasan areal tanam khususnya untuk varietas M400 hingga akhir Agustus mendatang.

Untuk menyukseskan target itu, Moeldoko bersama seluruh jajaran HKTI di tingkat provinsi maupun daerah-daerah untuk terus menyosialisasikan kedua varietas padi organik yang diklaim memiliki masa tanam lebih pendek dan volume produksi lebih berlimpah dibanding varietas padi biasa/pada umumnya.

"Keunggulan varietas M400 maupun M70D ini selain dalam hal produksi, jenisnya yang organik sehingga baik untuk kesehatan, serta dampak terhadap perbaikan unsur hara tanah, karena varietas ini diklaim tidak membutuhkan pestisida maupun zat kimia lain sama sekali.

Moeldoko bersama jajaran pengurus dan relawan HKTI saat ini gencar melakukan kampanye program varietas M70D dan M400 ke daerah-daerah, termasuk di Jatim seperti di Trenggalek, Ponorogo, Blitar, Tulungagung maupun daerah-daerah lain wilayah pantura dan kawasan tapal kuda.

Secara keseluruhan, HKTI membidik target pengembangan kedau varietas padi organik unggul itu setiap daerah minimal 50 hektare, dan telah disinergikan dengan jajaran Kementrian Pertanian mendukung program swasembada pangan nasional melalui peningkatan produksi pajale (padi jagung kedelai).

Saat sesi sosialisasi di gedung bawarasa kompleks Pendopo Kabupaten Trenggalek, Moeldoko yang tampil didampingi Wakil ketua HKTI DPP Jawa Timur Eko Puguh disambut hangat oleh Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak beserta Kepala Dinas Pertanian Trenggalek Joko Surono.

Kesempatan pertemuan dengan jajaran pemda, kelompok tani dan tokoh masyarakat dari kalangan pesantren dan PCU Trenggalek itu tak hanya digunakan Moeldoko untuk menyampaikan komitmennya dalam program pengembangan sektor pertanian di daerah, tapi juga dimanfaatkannya untuk mendengar aspirasi para petani.

"Saya selaku Ketua DPN HKTI pusat yang punya keanggotaan di kabupaten, sehingga ini perlu kita ajak bersama pemerintah daerah dengan para gapoktan dan tokoh-tokoh masyarakat untuk mencoba metode baru bertani agar memiliki sasaran-sasaran baru yang lebih baik," kata Moeldoko.

Bupati Emil bahkan mengapresiasi kesediaan Moeldoko untuk singgah di Trenggalek demi menyampaikan program pertanian yang diusung melalui misi kerja HKTI.

"Ini kesempatan langka yang musti dimanfaatkan oleh petani Trenggalek guna mencapai produksi padi yang optimal, apalagi HKTI berkomitmen dalam penyediaan pinjaman modal berupa benih, pupuk, pendampingan salam masa tanam hingga komitmen pascapanen," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek Joko Surono menegaskan kesiapannya bersinergi dengan program-program HKTI, khususnya dalam hal pengembangan varietas padi organik unggul M70D maupun M400.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement