REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permintaan Bahan Bakar Minyak (BBM) baik jenis gasoline (premium, pertamax, dan pertalite) atau solar mengalami penurunan sepanjang arus mudik yang puncaknya terjadi pada Kamis (22/6) malam. Direktur Pemasaran Pertamina Iskandar menjelaskan, permintaan BBM jenis gasoline di Jakarta mengalami penurunan hingga 23 persen. Pertamina mencatat, permintaan BBM jenis gasoline tercatat sebanyak 12 ribu kilo liter (KL) per harinya.
"Sedangkan solar turun 5.000 (KL). Normalnya tahun ini kecil penurunannya untuk Jakarta. Atau ada penurunan tapi tak signifikan. Karena baru terbaca H-4 Lebaran," ujar Iskandar, Jumat (23/6).
Pertamina memproyeksikan peningkatan permintaan BBM akan bergeser ke Jawa bagian tengah. Hal ini karena daerah tersebut menjadi wilayah utama tujuan mudik. Iskandar menyebutkan, peningkatan permintaan BBM secara keseluruhan untuk Jawa Tengah akan menyentuh 60 persen.
"Lalu Sumatra Barat juga akan naik 23 persen prediksinya. Ini karena budaya mudik basamo," katanya.
Sementara untuk permintaan atas produk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium, pertamax, dan pertalite mengalami peningkatan hingga 17 persen dibanding rata-rata harian normal untuk wilayah Jawa. Pertamina merilis peningkatan yang terjadi sekitar 3.000 hingga 4.000 kilo liter (KL) per harinya. Rata-rata konsumsi harian BBM jenis gasoline untuk wilayah Jawa yakni sebesar 20 ribu KL per hari.
Sementara untuk solar, permintaannya menurun tiga persen hingga H-2 Lebaran ini. Namun angka ini masih lebih tinggi dibanding penurunan permintaan solar tahun lalu yang menyentuh 12 persen. Iskandar menegaskan, Pertamina tetap memastikan pasokan BBM tetap mencukupi selama musim mudik lebaran. Pertamina menyiapkan sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mobile di sepanjang jalur mudik yang juga menjual BBM khusus dalam bentuk kemasan.
"Tapi puncaknya sih semalam ya. Laporan kemacetan juga ada dari beberapa titik. Kami terus pantau," ujar dia.