REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan untuk bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen maka harus didukung dengan iklim investasi yang memadai. Menurutnya, untuk bisa mendapatkan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen maka negara harus bisa mengantongi investasi sebesar Rp 5.041 triliun.
Ke depan, Sri Mulyani menilai untuk mempercepat pertumbuhan investasi diharapkan partisipasi investasi swasta bisa lebih besar dibandingkan investasi pemerintah. Untuk bisa mendukung pertumbuhan investasi swasta maka perlu adanya perbaikan iklim investasi. "Perlu adanya penghapusan hambatan agar sektor swasta bisa berkembang. Terutama di sektor utama dan prioritas," ujar Sri Mulyani saat RDP dengan Komisi XI, di Jakarta, Selasa (13/6).
Sri Mulyani menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan investasi tersebut beberapa pembiayaan investasi harus didorong dan dikelola secara berkordinasi. Ia mengatakan komponen belanja modal, kegiatan pasar modal, belanja modal BUMN, penyaluran kredit perbankan serta kemudahan kredit investasi dan penguatan investasi langsung dalam bentuk PMA maupun PMDN.
Dari sisi pembiayaan investasi yang berasal dari pasar modal, pemerintah berharap pada 2018 bisa mencapai Rp 882 triliun atau sekitar 17,1 persen dari kebutuhan pembiayaan investasi. Ia mengatakan paling tidak Rp 882 ini bisa didapat dari IPO yang tumbuh sebesar 10 persen di 2017 dan tumbuh 15 persen di 2018 mendatang.
Selain itu, perlu ada pertumbuhan di right issue paling tidak 18 persen pada 2017 ini dan 20 persen pada 2018 mendatang. Tak hanya itu, emisi corporate bond juga harus tumbuh minimal 25 persen di 2017 dan 27 persen di 2018.
"Dari kami, kami dan OJK akan menciptakan relaksasi dan inovasi kebijakan agar akses dan ketertarikan masyarakat kepada pasar modal bisa lebih besar," ujar Sri Mulyani.