Kamis 25 May 2017 17:02 WIB

Mendag Jamin Ketersediaan Pangan Jelang Puasa

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Angga Indrawan
bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional
Foto: Musiron/Republika
bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Perdagangan (Kemendag), menjamin ketersediaan pangan di masyarakat jelang puasa ini. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, seluruh pihak terkait terus bekerja untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan hal ini. 

Bahkan, pihaknya sudah menerima laporan terbaru dari setiap dinas perdagangan dari seluruh provinsi. Hasilnya, tidak ada gejolak apapun baik menyangkut harga mau pun ketersediaan.

"Baru saja saya menerima laporan dari seluruh kepala dinas. Hasilnya sekarang aman dan terkendali," ujar Enggar usai memimpin rapat koordinasi dengan dinas perindustrian dan perdagangan dari seluruh provinsi, di Bandung, Rabu (24/5).

Enggar mengatakan, harga dan ketersediaan gula pasir sangat baik. Kemendag, menetapkan harga eceran tertinggi Rp12.500 per kilogramnya. Selain itu, pasokan minyak goreng pun aman dengan harga yang sesuai aturan. "Minyak goreng dengan kemasan sederhana sudah merata dan akan terus ada," katanya.

Begitu juga, kata dia, dengan daging sapi dan bawang putih. Pascaturunnya barang impor, komoditas tersebut aman sehingga diharapkan tidak memberatkan masyarakat. Stok bawang putih ini, dipastikan aman setelah turunnya 9.000 ton hasil impor dari Tiongkok dan India.

"Untuk konsumsi daging beku harus disosialisasikan lagi. Tidak usah khawatir, itu daging paling steril," katanya.

Ketersediaan beras saat ini, kata dia, cukup aman. Bahkan, terdapat beras yang dijual di bawah harga yang ditetapkan. Ia pun, meminta masyarakat memaklumi harga telur ayam demi keberlangsungan peternak lokal. Karena, saat ini produksi telur ayam terus bertambah meski stoknya pun terus bertambah banyak.

"Ayam tidak bisa kita larang-larang agar tidak bertelur," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, harga telur yang saat ini mencapai Rp 23 ribu per kilogram merupakan harga terbaik. Ini demi keberlangsungan peternak lokal yang merugi akibat banyaknya stok yang menumpuk. "Harganya terus turun. Sekarang mereka hanya ambil untung 1.000. Jadi kasihanilah peternak karena produksinya berlebih. Dengan harga sekarang, biarkan agar mereka menutup kerugiannya," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement