REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Bank Indonesia (BI) berharap dana dari investor asing semakin banyak masuk, setelah Standar & Poor (S&P) memberikan peringkat Indonesia menjadi layak investasi (investment grade). Salah satunya investor dari Jepang.
"Dari Jepang itu biasanya kriterianya kalau belum investment grade mereka nggak mau masuk," ujar Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, saat ditemui di Bali, Senin, (22/5). Maka, menurutnya, investor pasar modal dari Jepang kini akan masuk, baik di obligasi negara maupun rupiah.
Ia menjelaskan, selama ini investor Jepang hanya masuk di samurai bonds, belum masik ke instumen yang rupiah, termasuk obligasi Negara. "Jadi harapannya, investor Jepang masuk ke pasar obligasi yang rupiah juga ke pasar saham, dan perbanyak PMA (Penanaman Modal Asing) yang masuk direct investment," tutur Mirza.
Meski begitu, Mirza mangatakan, direct investment harus dibarengi dengan deregulasi yang dilanjutkan oleh pemerintah. Baik di sektor, manufaktur, maupun perdagangan, dan lainnya. "Komitmen pemerintah tinggi sekali. Di sektor energi cukup besar, Presiden Jokowi targetkan EOD berada di level baik terus sampai ke 40, sekarang kan di level 91," jelasnya.
Pasca pengumuman S&P, pasar modal memang merespon secara positif. Pada Jumat lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan sempat menembus 5.800. Hari ini pun, IHSG dibuka menguat 0,78 persen atau 45,29 poin menjadi 5,837,17.