REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan syariah tengah gencar mendorong pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan berbagai produk.
Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan pertumbuhan DPK 10,2 persen hingga akhir 2017. Adapun pertumbuhan DPK anak usaha Bank Mandiri ini pada kuartal I 2017 yakni sebesar Rp 71 triliun dari kuartal I 2016 yang sebesar Rp 63,16 triliun. Dengan rincian dana murah (Current Account Saving Account/CASA) tumbuh 19 persen menjadi Rp 35,5 triliun.
"Target pertumbuhan DPK 10,2 persen menjadi sebesar Rp 74,06 Triliun. Dengan rincian target pertumbuhan tabungan 11,0 persen dan giro 21,2 persen," ujar Direktur BSM Edwin Dwidjajanto kepada Republika.co.id, Kamis (11/5).
Edwin menjelaskan, untuk mengejar target tersebut, pihaknya fokus pada optimalisasi pengelolaan nasabah eksisting dengan menawarkan kemudahan transaksi perbankan melalui e-channel BSM, antara lain dengan net banking, mobile banking, EDC, cash, dan management.
Dari sisi tabungan, BSM akan fokus dengan dua produk dana unggulan BSM yaitu tabungan BSM dan tabungan Mabrur. Selain itu, sebagai bank operasional II, BSM akan secara agresif menjalin kerja sama dengan instansi pemerintah untuk memberikan layanan pembayaran gaji PNS/TNI/Polri. BSM juga akan meluncurkan visa debit serta mengadakan acara khusus di daerah daerah potensial secara tematik.
"Kami juga akan bersinergi dengan Bank Mandiri melalui aktifitas Layanan Syariah Bank (LSB) di mana nantinya calon nasabah yang ingin membuka rekening syariah dapat dilakukan di cabang Bank Mandiri," kata Edwin.
Sementara itu BNI Syariah menargetkan pertumbuhan DPK hingga 17-20 persen sepanjang 2017 ini. Direktur Konsumer BNI Syariah Dhias Widiyanti menjelaskan, pihaknya akan gencar mendorong dana murah (CASA) hingga 49 persen.
"CASA kami tumbuh 47,6 persen. Kita lebih bagus dari bank peer lainnya. Target akhir tahun 49 persen. Tapi setidaknya kita upayakan di atas 50 persen," ujar Dhias.
Upaya yang dilakukan untuk peningkatan CASA dari komposisi giro yaitu dengan menjadikan BNI Syariah sebagai transactional banking. Caranya dengan mengoptimalkan nasabah pembiayaan, setiap tambahan pembiayaan, atau pembiayaan baru transaksinya harus melalui BNI Syariah.
Untuk tabungan, BNI Syariah terus bersosialisasi ke sekolah-sekolah dan komunitas murid untuk membayar SPP melalui BNI Syariah. Hal yang sama juga berlaku kepada institusi atau universitas. Selain itu, perusahaan optimistis akan adanya peningkatan Tabungan Baitullah anak. Melalui Tabungan Baitullah Anak, para orang tua bisa menabung untuk anak-anaknya berhaji kelak.
"Kita juga terus mendekati departemen dan lain-lain untuk penyaluran gaji. Nantinya sebagai bank payroll, akan kita manfaatkan untuk penyaluran konsumer," kata Dhias.
Sementara dari sisi pembiayaan, BNI Syariah menargetkan pertumbuhan pembiyaaan 20-22 persen. Adapun kinerja perseroan pada kuartal I 2017 yaitu DPK tumbuh 23,88 persen yoy atau tumbuh Rp 4,89 triliun menjadi Rp 25,8 triliun. Komposisi deposito sebesar 53 persen, tabungan 38 persen, dan giro 9 persen. Pertumbuhan tabungan mendominasi dengan peningkatan sebesar 29,78 persen, sedangkan giro tumbuh sebesar 29,67 persen yoy.