REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Konferensi Pelabuhan Dunia atau World Ports Conference (WPC) yang ke-30 resmi digelar di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (10/5). Konferensi dua tahunan tersebut digelar oleh International Association of Ports and Harbours (IAPH) dan PT Pelabuhan Indonesia I-IV.
Presiden IAPH Santiago Garcia Milla mengatakan, WPC merupakan ajang bagi para penyelenggara pelabuhan untuk berbagi pengalaman dalam hal pengelolaan pelabuhan. "Selama tiga hari ke depan kami akan berdiskusi mengenai evolusi industri perhubungan global, smart port, digitalisasi dan berbagi solusi atas masalah operasional pelabuhan," ujarnya, dalam konferensi pers di Bali Nusa Dua Convention Center.
Santiago menyebut, IAPH saat ini memiliki hampir 90 anggota yang tersebar di lima benua. Pelabuhan-pelabuhan yang tergabung dalam IAPH merepresentasikan 80 persen lalu lintas kontainer dunia. Karena itu, kata dia, penting bagi anggota IAPH untuk saling bersinergi demi memperkuat industri pelabuhan dunia.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Infrastruktur Kementerian Koordinator bidang Maritim Ridwan Jamaluddin mengatakan, beragam persoalan dalam industri pelabuhan yang akan dibahas antara lain mengenai masalah keamanan dan waktu bongkar muat alias dwelling time. Pemerintah, kata Ridwan, mendorong penuh pengembangan pelabuhan di Indonesia demi mencapai target besar menjadi poros maritim dunia.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Pelabuhan Indonesia II Elvyn G. Masyasya menambahkan, Konferensi Pelabuhan Dunia menjadi kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk menyampaikan pada dunia bahwa Indonesia sudah menjalankan konsep pelabuhan yang modern. "Ini momentum untuk mengenalkan beragam terobosan yang sudah dilakukan dan yang sedang kita siapkan," kata dia.
Elvyn berharap, dalam konferensi ini, Indonesia dapat menjalin kerjasama saling menguntungkan dengan para penyelenggara pelabuhan dunia yang lain. Pelindo II rencananya akan menandatangani kesepakatan kerjasama tentang sister port dengan Baku International Sea Trade Port Azerbaijan dan Ningbo Zhoushan Co. asal Cina.