REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Mandiri berencana menerbitkan obligasi tanpa kupon atau bunga (zero coupon bond) sebagai bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I tahap II 2017. Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira menilai, penerbitan tersebut sebagai langkah cukup baik. "Patut diapresiasi sebagai bentuk alternatif sumber likuiditas baru," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad, (7/5).
Menurutnya, bank tidak bisa mengandalkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebagai satu-satunya sumber pendanaan. Hal ini karena, pertumbuhan DPK belum menunjukkan perbaikan signifikan, terutama akibat lemahnya daya beli masyarakat maupun korporasi. Di sisi lain, kebutuhan untuk mengakselerasi pertumbuhan kredit semakin tinggi. "Penerbitan obligasi tanpa kupon dapat menjadi contoh perbankan lainnya yang tengah mengalami penurunan likuiditas," kata Bhima.
Pasar obligasi, ujarnya, kini tengah dilirik baik oleh investor dalam maupun luar negeri. Ia memproyeksikan emisi obligasi pada 2017 mencapai sekitar Rp 130 triliun atau melampaui tahun sebelumnya di angka Rp 113 triliun. "2017 diprediksi masih terjadi pengetatan likuiditas karena faktor the fed rate yang naik dan kondisi ekonomi belum pulih," kata Bhima.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, penerbitan obligasi bertujuan untuk memperkuat struktur pendanaan bank dan ekspansi kredit perusahaan, khususnya dalam mendukung ketersediaan infrastruktur nasional. Tahun lalu, perseroan telah menerbitkan obligasi sebesar Rp 5 triliun melalui Penawaran umum Berkelanjutan (PUB) I Tahap I. “Hasil dari penerbitan obligasi ini akan memberikan ruang ekspansi yang semakin besar bagi perseroan,” ujar Rohan, melalui siaran pers, Ahad (7/5).
Paparan publik atas rencana penerbitan obligasi berkelanjutan I ini akan dilakukan Bank Mandiri pada Senin (8/5) di Jakarta. Dalam penerbitan ini, perseroan telah menunjuk lima perusahaan penjamin emisi, yakni Mandiri Sekuritas, Bahana Sekuritas, BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, dan Danareksa Sekuritas.
Rohan menjelaskan, obligasi berkelanjutan I tahap II ini akan diterbitkan dalam dua jenis instrumen yaitu obligasi dengan kupon dan tanpa kupon. Untuk obligasi tanpa kupon, akan diterbitkan dengan tenor tiga tahun. Sementara, obligasi dengan kupon Seri A akan memiliki tenor lima tahun, Seri B memiliki tenor tujuh tahun, dan seri C bertenor 10 tahun. Rencananya, penawaran awal obligasi berkelanjutan I tahap II ini akan dimulai pada 5-22 Mei 2017. Dengan Penawaran Umum diperkirakan pada 9-12 Juni 2017.
Obligasi tanpa kupon merupakan obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga secara berkala. Nantinya, pemegang obligasi berhak untuk menerima pembayaran secara penuh saat jatuh tempo.