Kamis 04 May 2017 12:17 WIB

Jokowi Klaim Harga Komoditas di Indonesia Timur Turun Hingga 25 Persen

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Andi Nur Aminah
Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan harga berbagai barang komoditas di wilayah Indonesia bagian Timur saat ini sudah mulai menurun. Menurut dia, bahkan penurunan harga barang komoditas tersebut mencapai hingga 25 persen. 

Jokowi mengatakan, penurunan harga komoditas tersebut merupakan dampak dari pembangunan infrastruktur dan berbagai terobosan yang dilakukan pemerintah. "Di Indonesia bagian Timur sudah dirasakan masyarakat turunnya harga 20 hingga 25 persen, itu penurunan yang cukup tinggi," kata Jokowi saat meresmikan pembukaan Rapat Koordinasi Nasional bidang Kemaritiman 2017 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis (4/5).

Jokowi optimistis, apabila nantinya pembangunan infrastruktur baik pelabuhan dan infrastruktur lainnya telah selesai, maka rute perjalanan distribusi barang semakin cepat dan banyak. Sehingga akan berdampak terhadap penurunan harga berbagai barang dan komoditas.

"Tetapi nantinya apabila rute dan trayek semakin banyak, kita meyakini bahwa turunnya harga akan semakin lebih baik lagi," kata dia.

Presiden menyampaikan, saat ini pemerintah terus berupaya mengejar ketertinggalannya dengan bangsa lain serta membangkitkan potensi kelautan. Dengan adanya pembangunan infrastruktur tersebut, Jokowi mengatakan sejumlah kapal besar pun saat ini telah mulai berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Sudah bisa kita lihat, dua minggu lalu misalnya di Tanjung Priok, kapal besar sudah merapat di Tanjung Priok. Kapal yang mempunyai kapasitas lebih dari 10 ribu Teus. Sudah hadir ini, berpuluh-puluh tahun, saya kira belum pernah terjadi," kata Jokowi. 

Dengan adanya kapal-kapal besar yang langsung merapat di pelabuhan-pelabuhan Indonesia ini akan mengurangi biaya logistik dan juga transportasi. Jokowi pun mengingatkan, agar semakin banyak kapal berukuran besar yang merapat ke pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, maka juga diperlukan konsolidasi antar pelabuhan yang lebih baik. 

Terkait pembangunan pelabuhan di sejumlah wilayah lainnya, Jokowi mengatakan akan segera menyelesaikan pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara pada tahun ini. Ia mengingatkan, agar nantinya pelabuhan ini tak dikelola sendiri dan dapat bekerja sama dengan pelabuhan besar lainnya yang memiliki jaringan internasional.

"Karena tanpa itu kita akan sulit mengejar ketertinggalan di bidang transportasi laut kita. Kemungkinan, Kuala Tanjung akan kerja sama dengan Pelindo, Roterdam Port, dan Dubai Port," kata Presiden. 

Lebih lanjut, Jokowi juga meminta agar industri kemaritiman seperti galangan kapal, komponen perkapalan, industri jasa pelayaran, dll menjadi fokus dan perhatian utama yang harus dikerjakan pemerintah. 

Menurut dia, potensi perekonomian di sektor kelautan dan perikanan mencapai 1,33 triliun dollar Amerika atau sekitar Rp 19 ribu triliun. Potensi besar inipun harus dimanfaatkan dengan pengelolaan dan berbagai terobosan yang lebih baik.

"Ini potensi besar. Tapi kalau pengelolalaannya kita hanya rutinintas, monoton, tidak melakukan terobosan, jangan harap angka ini bisa kita dapatkan. 10 persen saja sudah bagus, apalagi masuk ke 19 ribu sampai 20 ribu. Ini pekerjaan besar, potensinya ada. Tetapi perhatian kita ke sini belum," ujar Jokowi mengingatkan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement