Sabtu 29 Apr 2017 01:56 WIB

Indonesia-Filipina akan Tersambung Jalur Kapal

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Budi Raharjo
Pemandangan pelabuhan di Bitung
Foto: SETKAB.GO.ID
Pemandangan pelabuhan di Bitung

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Konektivitas antara Indonesia dan Filipina sebagai perwujudan konektivitas ASEAN akan terealisasi di akhir pekan ini. Presiden Joko Widodo dan Presiden Rodrigo Duterte diagendakan membuka jalur pelayaran kapal Ro-Ro dari Davao/General Santos ke Bitung, Sulawesi Utara.

Hal ini merupakan salah satu komitmen kerja sama yang disampaikan dalam pernyataan pers bersama Presiden Jokowi dan Presiden Duterte di Istana Malacanang. “Tanggal 30 April 2017, kami berdua akan meresmikan pembukaan jalur pelayaran Ro-Ro di Davao/General Santos ke Bitung yang merupakan bagian penting pembangunan konektivitas ASEAN,” kata Presiden Jokowi, dalam siaran resmi Istana, Jumat (28/4).

Selain kerja sama dalam bidang perhubungan, dalam pertemuan tersebut, kedua kepala negara juga menyaksikan penandatanganan kesepakatan kerja sama dalam bidang pertanian. Sebagai negara tetangga, Indonesia dan Filipina juga sepakat meningkatkan kerja sama di berbagai sektor yaitu di bidang politik dan keamanan, ekonomi, kemanan maritime, dan people to people contact.

Di bidang perdagangan, kedua negara mencatatkan nilai pertumbuhan yang positif pada 2016. Nilai perdagangan kedua negara meningkat sebesar 32 persen dari 2015. “Kita sepakat untuk selenggarakan Joint Working Group on Trade Indonesia-Filipina pada tahun ini,” ucap Jokowi.

Di bidang investasi, Presiden Jokowi mengatakan akan terus mendorong perusahaan-perusahaan Indonesia agar berpartisipasi pada sektor retail dan pembangunan infrastruktur, khususnya pembangkit listrik, jalan tol, dan kereta api di Filipina.

Sementara itu di bidang kerja sama maritim, khususnya Delitimitasi Maritim, kedua kepala negara juga sepakat untuk menyelesaikan ratifikasi Perjanjian Batas ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) pada tahun ini dan mendorong penyelesaian batas Landas Kontinen secepatnya. “Di bidang keamanan maritim, kita  sepakat untuk dapat meluncurkan Trilateral Maritime Patrol (TMP) Indomalphi dalam waktu dekat,” ucapnya.

Dalam upaya memerangi kejahatan lintas batas dan terorisme, kedua pemimpin juga sepakat untuk menyelenggarakan Joint Working Group on Counter Terorism pada tahun ini guna memperkuat kerja sama informasi intelijen.

Adapun di bidang people to people contact, Presiden Jokowi mengatakan bahwa ia dan Presiden Duterte sepakat untuk memperkuat kerja sama perlindungan warga negara kedua negara dan para buruh migran ASEAN.

Sementara itu, Presiden Duterte dalam keterangan persnya menyampaikan merasa terhormat dapat menjadi tuan rumah kunjungan Presiden Republik Indonesia menandai 70 tahun hubungan diplomatik antar kedua negara.

“Saya merasa terhormat menyambut Presiden Republik Indonesia, salah satu negara terdekat Filipina. Dalam rangka menyambut 70 tahun hubungan resmi diplomatik antar kedua negara, kita telah memperkuat kerja sama di berbagai sektor. Hubungan kedua negara saat ini dalam posisi terkuat dari sebelumnya,” ujar Presiden Duterte.

Dalam kesempatan ini, Duterte juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi dan pemerintah Indonesia yang terus membantu proses perdamaian di Mindanao, Filipina Selatan. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi atas dukungan dan komitmen Indonesia dalam proses perdamaian di Filipina Selatan, kami berharap perdamaian di Mindanao dapat menjadi kenyataan,” kata Duterte.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan tersebut antara lain Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala BKPM Thomas Lembong, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Duta Besar Indonesia untuk Filipina Johny J Lumintang

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement