Jumat 06 Mar 2020 03:05 WIB

Kemenhub Siap Lelang Kapal Ro-ro Pengganti Truk Obesitas

Biaya logistik bisa makin ditekan yang saat ini masih 25 persen dari PDB.

Ratusan truk yang akan menyeberang ke Pulau Sumatera antre saat akan memasuki kapal roro di Dermaga 4 Pelabuhan Merak, Banten, Sabtu (21/12/2019).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Ratusan truk yang akan menyeberang ke Pulau Sumatera antre saat akan memasuki kapal roro di Dermaga 4 Pelabuhan Merak, Banten, Sabtu (21/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, pihaknya akan mengadakan lelang kapal ro-ro sebagai alternatif angkutan barang dalam mengurangi truk obesitas atau kelebihan muatan dan dimensi (over dimension overload/ODOL).

“Saya sudah ada kapal dari Jakarta dan Surabaya, mau kita lelangkan, cuma harganya belum ketemu,” kata Budi setelah memberikan sambutannya pada Seminar dan Musyawarah Nasional Asosiasi Perusahaan Truk Indonesia (Aptrindo), di Jakarta, Kamis (5/3).

Budi mengatakan, tarif di Pelabuhan Tanjung Priok masih tinggi sehingga pihaknya mencari harga yang pas untuk bisa ditenderkan pada calon peminat. “Di Pelabuhan Tanjung Priok, charge-nya masih besar,” katanya.

Pengangkutan barang, dia melanjutkan, akan menggunakan feri jarak jauh (long distance ferry) dari Jakarta ke Surabaya. Budi mengaku optimistis bahwa pihaknya bisa mempersiapkan salah satu alternatif moda angkutan barang tersebut sebelum diterapkannya bebas angkutan kelebihan muatan pada 1 Januari 2023. “Sudah cukup kesiapan infrastrukturnya untuk di 2023,” katanya.

Ketua Umum Aptrino) Gemilang Tarigan mengaku pihaknya mendukung adanya alternatif angkutan selain truk dalam mengangkut barang, terutama untuk memberantas kelebihan muatan dan dimensi. “Kita mendukung sekali moda lain untuk bisa ambil bagian karena truk ini terlalu banyak,” katanya.

Gemilang menyebutkan jumlah truk yang ada di seluruh Indonesia, yakni 7 juta. Ia mengatakan, dengan adanya moda lain, bukan berarti truk kehilangan pasar. Justru, muatan yang lebih tersebut bisa dialihkan ke moda lain, seperti kapal ro-ro ataupun kereta barang. “Tentunya enggak. Kalau sekarang diangkut 50 truk tetap 50 truk, tapi muatan dikurangi separuh, masuk ke moda lain,” katanya.

Selain itu, dengan adanya angkutan barang alternatif, Gemilang berharap biaya logistik bisa makin ditekan yang saat ini masih 25 persen dari produk domestik bruto (PDB). “Kita harapkan itu semua hidup supaya logistik kita murah. Kita enggak perlu memaksakan muatan truk itu berlebihan. Biarlah masukan, jalannya lancar, terutama harus lebih murah,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan alternatif moda untuk pengangkutan barang selain truk, yakni kereta api dan kapal ro-ro.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam juga mendukung adanya pengalihan pengangkutan barang ke moda kereta api. Selain lebih efektif untuk jarak jauh, hal itu juga sangat menguntungkan bisnis perkeretaapian.

 

 

TAKE

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement