Senin 24 Apr 2017 16:11 WIB

ESDM Kembangkan Teknologi Gasifikasi untuk UKM

Rep: Frederikus Bata/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar berbicara saat Simposium & Kongres Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (SIMGRESNAS IATMI) ke XIV di Jakarta, Selasa (6\12)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar berbicara saat Simposium & Kongres Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (SIMGRESNAS IATMI) ke XIV di Jakarta, Selasa (6\12)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara membuat inovasi ramah lingkungan. Teknologi ini juga bermanfaat bagi Usaha Kecil Menengah (UKM).

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menerangkan teknologi yang dikembangkan Perekayasa Yenny Sofaeti diperkirakan mampu menghemat 60 persen biaya energi. Alat pembuat gas batubara bersih ini, jelas Arcandra dinamakan Teknologi Gasifikasi Mini Batubara Skala UKM (GasMin).

Ia menuturkan teknologi ini sangat tepat diterapkan di daerah yang belum memiliki infrastruktur berupa jaringan pipa untuk penyaluran gas. "Sangat cocok untuk usaha kecil menengah", ujar Archandra Tahar lewat keterangan tertulis, di Jakarta, pada Senin (24/4).

Hasil pengembangan tersebut telah diimplementasikan di UKM percontohan di Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni tiga unit di industri peleburan aluminium, satu unit industri makanan (tahu), satu unit industri obat dan bahan kimia (minyak atsiri) dan satu unit di industri batik (Batik Pandawa). Dari ke enam industri tersebut, lima IKM/UKM kecuali minyak atsiri, telah menggunakan GasMin sebagai bagian dari alat operasional produksi.

"Gasmin telah di uji cobakan di Daerah Istimewa Yogyakarta yakni di industri tahu, industri obat dan industri batik" ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM, F.X. Sutijastoto.

Teknologi gasifikasi batubara skala UKM adalah sebuah reaktor gasifier tipe up draft dengan diameter 25 centimeter (cm)  tinggi 60 cm dengan kapasitas 2-5 kg/jam batubara. Produk yang dihasilkan berupa bahan bakar gas (CO, H2,dan CH4) yang dialirkan melalui pipanisasi ke dapur/burner UKM. Reaktor ini mengubah batubara menjadi bahan bakar gas, melalui proses gasifikasi dengan pereaksi udara terbatas dan uap air.

"Reaktor ini mengubah batubara menjadi bahan bakar gas dan mampu menghemat biaya energi masing-masing sebesar 45 persen (solar) pada peleburan aluminium, 70 persen biaya energi (serbuk kayu) di industri tahu dan 50-60 persen di UKM batik," tutur  Yenny Sofaeti menjelaskan.

Sistem ini awalnya diujicobakan Puslitbang Tekmira untuk memanggang daun tembakau di dalam oven pada.industri pengeringan tembakau di Nusa Tenggara Barat pada  2011. Penelitian dan pengembangan GasMin didasari hasil penelitian sebelumnya mengenai teknologi tungku briket batu bara bagi UKM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement