Jumat 07 Apr 2017 19:49 WIB

Kemenperin Anggarkan Rp 10 M untuk Restrukturisasi Mesin Furnitur

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
 Pengunjung melihat koleksi furniture saat dibuka gerai Andaleto di Kemang Square, Jakarta, Kamis (27\10).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pengunjung melihat koleksi furniture saat dibuka gerai Andaleto di Kemang Square, Jakarta, Kamis (27\10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana menganggarkan dana Rp 10 miliar untuk program restrukturisasi peralatan dan mesin bagi Industri Kecil Menengah (IKM) bidang furnitur pada 2018 mendatang. Angka tersebut dua kali lipat lebih besar dibanding anggaran di tahun ini yang hanya Rp 4,7 miliar.

Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan Kemenperin akan mendorong pemutakhiran teknologi yang digunakan IKM lewat program restrukturisasi mesin dan peralatan produksi. Sebab, menurutnya selama ini mesin-mesin yang digunakan oleh IKM di Indonesia sudah jauh tertinggal dibanding yang digunakan di negara-negara lain.

Seperti di Cina, Gati mengambil contoh, sudah menggunakan mesin khusus pemotong kayu yang membuat pekerjaan lebih efisien. Selain itu, desain untuk furnitur juga sudah dikerjakan oleh mesin digital yang langsung dapat membentuk kayu sesuai dengan motif yang diinginkan.

"Makanya program restrukturisasi mesin dan peralatan produksi mau kita naikkan jadi dobel anggarannya untuk 2018. Tahun depan semuanya sudah pakai sentuhan teknologi," ujar Gati.

Dirjen IKM Kemenperin akan bekerjasama dengan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) untuk membuat daftar peralatan produksi apa saja yang dibutuhkan IKM. Gati meyakini, penggunaan teknologi akan berdampak positif pada peningkatan produksi dan daya saing IKM.

Adapun di tahun ini, salah satu program restrukturisasi peralatan produksi untuk IKM furnitur diberikan kepada Koperasi Industri Mebel dan Kerajinan Solo Raya. Mereka mendapat fasilitas mesin pengering kayu berteknologi vakum yang dapat mempersingkat proses pengeringan.

Kemenperin mencatat, pada 2015 terdapat 139.544 industri furnitur berskala kecil dan menengah. Ekspor furniture pada 2015 tercatat 1,21 miliar dolar AS. Namun, pada 2016 angkanya turun menjadi hanya 1,04 miliar dolar AS. Pemerintah menargetkan pada 2017 ini nilai ekspor furnitur dapat meningkat menjadi 2 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement