REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Vietnam menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang menjadi pemimpin dalam pembangunan infrastruktur. Investasi infrastruktur di Vietnam rata-rata 5,7 persen dari produk domestik bruto dalam beberapa tahun terakhir.
Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Menurut Asian Development Bank (ADB), investasi infrastruktur di Indonesia dan Filipina hanya tiga persen dari produk domestik bruto. Sedangkan Malaysia dan Thailand justru berada di bawah dua persen. ADB memperkirakan bahwa negara-negara berkembang di kawasan ini perlu untuk meningkatkan investasi di bidang infrastruktur mencapai 26 triliun dolar AS sampai 2030.
Pembangunan infrastruktur tersebut meliputi transportasi, peningkatan pasokan listrik, fasiltas air, dan sanitasi. Vietnam merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dan telah meningkatkan infrastruktur untuk menarik lebih banyak investor asing dan memposisikan diri sebagai Macan Ekonomi di Asia.
"Pemerintah Vietnam mengetahui bahwa jika mereka ingin bersaing untuk investasi, upah rendah saja tidak cukup," ujar Ekonom Australia & New Zealand Banking Group Eugenia Victorino dilansir Bloomberg, Kamis (23/3).
"Mereka membutuhkan infrastruktur yang cukup baik untuk menarik perhatian investor, pembangunan mereka telah menyebar mulai dari bandara dan juga jalan," kata Eugenia menambahkan.
Upaya Vietnam ini membuahkan hasil yakni pertumbuhan investasi asing di negara tersebut langsung melonjak dan memecahkan rekor di angka 15,8 miliar dolar AS pada 2016. Vietnam membutuhkan sekitar 480 miliar dolar AS untuk membangun infrastruktur sampai 2020 mendatang, salah satu diantaranya pembangunan 11 pembangkit listrik dengan total kapasitas 13.200 megawatt dan pembangunan jalan raya sepanjang 1.380 kilometer.
Pada pekan lalu, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc memerintahkan kepada Kementerian Transportasi Vietnam untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dengan menarik lebih banyak investasi swasta. Sebab, anggaran pemerintah untuk infrastruktur hanya mampu memenuhi sepertiganya.
Director of Development Economics ADB Rana Hasan mengatakan,investasi swasta dalam belanja infrastruktur di Vietnam mungkin kurang dari 10 persen. Sedangkan di India sektor swasta memainkan peran yang lebih besar dalam infrastruktur yakni lebih dari 30 persen dalam beberapa tahun terakhir. Untuk mengejar ketinggalan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menargetkan belanja infrastruktur sebesar 7 persen dari oproduk domestik bruto yakni senilai 160 miliar dolar AS sampai 2022.