Selasa 21 Mar 2017 22:34 WIB

Empat BUMN Diutus Penuhi Kebutuhan Cangkul Dalam Negeri

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Petani mencangkul sawah sambil membenamkan jerami ke dalam lumpur di areal pesawahan daerah Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (19/1).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Petani mencangkul sawah sambil membenamkan jerami ke dalam lumpur di areal pesawahan daerah Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan empat perusahaan milik negara untuk memenuhi kebutuhan cangkul dalam negeri. Keempat BUMN tersebut yakni PT Krakatau Steel, PT Boma Bisma Indra (BBI), PT Sarinah, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).

Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menuturkan, Krakatau Steel telah memproduksi bahan baku untuk cangkul sebanyak 100 ton dan bahan baku karah cangkul sebanyak 43 ton. Bahan baku tersebut kemudian akan segera dikirim ke PT BBI untuk diolah hingga menjadi cangkul 75 persen jadi.

Selanjutnya, cangkul yang belum siap pakai itu akan disalurkan oleh PT PPI dan PT Sarinah ke sentra industri kecil untuk diolah hingga menjadi produk yang siap dipasarkan. "Jadi oleh IKM cangkul 75 persen jadi itu akan diberi gagang kayu, dicat, dan ditajamkan ujungnya," tutur Gati, dalam konferensi pers di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (21/3).

Cangkul yang sudah jadi akan memiliki ketebalan 2,1 milimeter. Salah satu perkakas pertanian tersebut akan dipasarkan dengan kisaran harga Rp 35-40 ribu per unit.

Menurut Gati, kebutuhan cangkul secara nasional mencapai 10 juta unit per tahun. Khusus untuk sektor pertanian kebutuhannya 3 juta unit per tahun. Gati menyebut, permintaan cangkul paling banyak berasal dari Pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT BBI Rahman Sadikin menyatakan pihaknya sudah siap memproduksi 40 ribu unit cangkul 75 persen jadi. Kapasitas produksi PT. BBI sendiri mencapai 1,2 juta unit per tahun. Rahman memastikan pihaknya akan terus menambah kapasitas produksi agar BBI dapat memenuhi kebutuhan cangkul nasional. "Kami siap dukung industri kecil menengah agar tumbuh dan kita menolak importasi alat pertanian sederhana," kata Rahman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement